Pastilah ada keajaiban di sana karena jutaan perusahaan rela mengeluarkan uang hingga milyaran dolar untuk keperluan training. Yang menarik, perusahaan-perusahaan tersebut menemukan bahwa mereka sebenarnya bisa bertahan tanpa menyelenggarakan training apapun ketika mereka kehabisan dana. Malahan, ada berbagai anekdot yang menggambarkan kecenderungan perusahaan untuk memotong dana training sebagai langkah pertama ketika keuntungan perusahaan mereka menurun. Secara logis, satu-satunya kesimpulan yang bisa kita ambil adalah bahwa perusahaan memandang bahwa training tidak memberikan kontribusi apapun pada perolehan keuntungan dalam perusahaan pada jangka pendek dan menengah. Pada jangka panjang mereka mengakui bahwa sumberdaya manusia yang terlatih memiliki kemampuan lebih baik daripada yang tidak terlatih. Pada jangka pendek mereka lebih memilih untuk tidak menghabiskan uang mereka untuk training.
Akan tetapi, sesungguhnya justru pada masa-masa sulit itulah sebuah perusahaan membutuhkan orang-orang yang terlatih untuk melepaskan perusahaan dari situasi sulit. Orang-orang yang tahu bagaimana meningkatkan produktifitas atau menurunkan tingkat kecelakaan. Orang-orang yang tahu bagaimana menghadapi pelanggan dengan baik.
Pada kenyataanya, perusahaan sudah bisa menduga bahwa setengah dari training yang mereka lakukan adalah sia-sia belaka, tetapi mereka tidak tahu bagian mana yang sia-sia. Dan ketika masa-masa sulit datang, seperti biasanya, 50% kemungkinan untuk meraih keuntungan dikalahkan oleh 100% kepastian bahwa mereka harus mengeluarkan uang.
Salah satu rahasia training, seperti yang telah disadari oleh perusahaan-perusahaan terkemuka dan dikagumi, yaitu bahwa mereka harus menyadari sepenuhnya keterampilan apa yang mereka butuhkan, dan mengapa. Selain itu, mereka juga harus mengetahui secara jelas hasil apa yang mereka harapkan, dan bagaimana menentukan apakah hasil-hasil tersebut telah tercapai. Selanjutnya, berapa banyak uang yang harus dialokasikan untuk menciptakan hasil yang diinginkan. Apabila anda mengetahui elemen-elemen dalam persamaan penting ini, maka tidak ada alasan apapun untuk memotong dana training ketika pasar anda menurun.
Ada dua rahasia lain. Yang pertama yaitu motivas; bukan motivasi perusahaan melainkan motivasi peserta training. Tanpa motivasi, para peserta training tidak akan memperoleh keuntungan apapun. Peserta pelatihan harus benar-benar menginginkan training tersebut. Barangkali training tersebut merupakan kunci bagi mereka untuk mendapatkan kenaikan pangkat. Atau barangkali training tersebut dapat menyelamatkan nyawa mereka seandainya terjadi kebakaran di pabrik mereka. Atau barangkali training tersebut akan memberi mereka kesempatan untuk bekerja di bidang yang mereka impikan selama ini. Trainer professional manapun akan mengatakan bahwa peserta training dengan motivasi tinggilah yang akan mendapatkan paling banyak keuntungan dari pelaksanaan training.
Rahasia terakhir yaitu cara pelaksanaan training itu sendiri. Tidak diragukan lagi dan tidak bisa dibantah lagi, training tersebut harus bersifat fleksibel agar dapat berfokus pada kemampuan dan gaya belajar yang unik dari masing-masing individu peserta. Training manapun yang dalam pelaksanaannya menerapkan prinsip “satu-untuk-semua” tak lain hanya menjual program yang sebenarnya “tidak-untuk-siapapun”.
Rahasia-rahasia di atas (yang sekarang sudah bukan lagi rahasia setelah saya tuliskan di sini!) paling jelas terlihat dalam area pelatihan bahasa yang sulit dan memakan waktu. Akan tetapi, berikut ini adalah link dari sebuah perusahaan muda yang memiliki rahasia-rahasia tadi di dalam DNA-nya, dan karenanya ia dapat tumbuh dengan sangat cepat.