Menghadapi tantangan baru
Sudah menjadi prinsip umum dalam upaya pengembangan pribadi bahwa anda akan dapat mencapai lebih banyak keberhasilan kalau anda membuat daftar hal-hal apa saja yang perlu anda lakukan. Buatlah daftar berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan pada saat anda tiba di kantor pagi hari, dan kemungkinan besar anda akan sanggup menyelesaikan setidaknya sebagian dari tugas-tugas tadi sebelum perhatian anda teralih oleh berbagai kejadian yang muncul. Buatlah daftar sebelum pergi berbelanja; anda akan mendapat apa yang anda cari dan mungkin tidak akan menghabiskan terlalu banyak uang membeli benda-benda yang tidak anda perlukan!
Sudah juga menjadi prinsip umum bahwa dari seluruh tugas yang ada dalam daftar, anda harus pertama-tama menangani tugas yang paling tidak anda senangi. Ini merupakan psikologi sederhana, tapi biasanya berhasil. Begitu anda sudah menyelesaikan tugas terberat, tugas lain akan terasa jauh lebih mudah, bahkan mungkin menyenangkan.
48 tahun yang lalu Presiden Kennedy dari Amerika Serikat mengatakan, “Kita memilih untuk pergi ke bulan dan melakukan hal-hal lain [yang kita rencanakan], bukan karena mudah, tapi justru karena sulit.” Kennedy tahu, seperti halnya kita, bahwa anda lebih banyak belajar dari hal-hal sulit dibanding dari hal-hal mudah. Dan bahwa anda akan memperoleh lebih banyak pencapaian ketika merespon terhadap sesuatu yang menantang daripada sesuatu yang mudah.
Seorang Amerika lainnya, pembalap sepeda terhebat, Lance Armstrong, terus menerus berlatih di setiap hari libur nasional, ketika rekan-rekannya sesama pembalap sedang merayakan liburan atau bersantai. Dalam keyakinannya, sikap ini memberinya sebuah “kelebihan”. Kepercayaan dirinya bertambah karena ia tahu bahwa hanya sedikit pesaing lain yang sanggup melakukan begitu banyak pengorbanan, dan ia terus melaju melalui gunung-gunung yang berat dalam Tour de France, balap sepeda terbesar di dunia. Dan Armstrong sudah memenangkan Tour ini tidak kurang dari tujuh kali.
Jadi, melakukan hal yang berat terlebih dahulu akan membuat hal lain terasa mudah. Mengalahkan tantangan terbesar memberi anda kesempatan untuk belajar sebanyak mungkin. Melakukan pengorbanan-pengorbanan pribadi dapat memberi anda keuntungan psikologis di atas pesaing anda. Pelajaran dari dunia bisnis, pemimpin nasional dan dunia olahraga ini semuanya berlaku dalam kehidupan kita saat ini.
Kita sedang mendekati saat-saat penuh tantangan di dunia Muslim. Berpuasa itu berat dan sangat menantang. Salah satu godaan yaitu bagaimana menjalani hari-hari anda berpuasa dengan kecepatan yang stabil, menyimpan tenaga untuk hal-hal yang penting dalam hidup, dan mencari penghidupan. Tetapi ada kesempatan untuk mendapatkan “kelebihan” ekstra. Kalau anda punya ambisi dalam hidup yang mengharuskan anda meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris anda, lakukan sekarang! Anda akan berada di depan pesaing-pesaing anda yang menunda belajar hingga setelah Idul Fitri. Anda akan tahu bahwa anda memiliki kapasitas untuk menerima tantangan besar. Dan jangan salah, belajar Bahasa Inggris adalah tantangan serius.
Kalau anda tinggal di Jakarta, ada sebuah sekolah Bahasa Inggris dengan guru-guru hebat yang memahami tekanan yang anda hadapi setiap hari, serta tantangan ekstra saat anda berpuasa. Di Aim for English, mereka akan menyusun pelajaran anda sedemikian rupa untuk memastikan bahwa pengorbanan yang anda berikan akan terbayar dengan hasil yang layak anda dapatkan.