Jadi, Bagaimana Rasanya Tinggal di “Barat”?

Mudah ditanya, tidak mudah dijawab.

Biar saya gambarkan dulu betapa sulitnya menjawab dengan membalik pertanyaan itu dan bertanya “Bagaimana rasanya tinggal di Indonesia?” Mungkin anda akan berkata bahwa seluruh pulau di sini berbeda, atau Jakarta berbeda dari tempat lain, dan toh semua tergantung dari kondisi ekonomi anda. Keluarga kaya yang tinggal di Jakarta mempunyai kehidupan yang betul-betul berbeda dari keluarga petani di Flores, misalnya.

Mungkin pertanyaan saya tadi perlu ditata ulang. Yang sebenarnya ingin anda ketahui adalah “Seperti apa rasanya buat saya, yang dibesarkan dan dididik di Indonesia, untuk tinggal dan belajar, atau bekerja, di London, atau Sydney? Atau kota besar lain di Amerika, Inggris, atau negara lain yang berbahasa Inggris?”

Sebagian dari jawabannya tergantung pada anda. Anda orang yang seperti apa? Apa yang senang anda lakukan? Makanan apa yang anda suka?

Lihat kan? Memang sulit untuk menjelaskan secara umum. Tapi barangkali saya bisa sedikit membantu dengan membuang beberapa kesalahpahaman yang umum.

Pertama, hanya karena negara-negara berbahasa Inggris punya ekonomi yang lebih maju dan angka GDP yang lebih tinggi, bukan berarti setiap warga negara di sana “kaya” menurut standar setempat. Ada perbedaan besar dalam hal kekayaan pribadi, sama seperti di Indonesia. Perbedaan ini tumbuh semakin besar selama dua dekade terakhir, dan rakyat miskin menjadi semakin miskin sementara yang kaya semakin kaya. Anda pasti akan melihat orang-orang yang tinggal di jalanan di kota besar manapun, dan ini mungkin mengejutkan bagi anda.

Kedua, tidak semua orang di negara tujuan anda akan memiliki tingkat pendidikan yang sama dengan anda. Kalau anda lulusan universitas, hanya kurang dari setengah penduduk di negara manapun yang anda tuju yang punya gelar. Bahasa Inggris mereka mungkin lebih baik, tapi banyak juga yang tidak karena mereka juga baru tiba di negara itu!

Kesehatan adalah masalah ketiga. Orang-orang di negara yang anda datangi memiliki sistem kesehatan sendiri, yang memberi mereka usia harapan hidup tinggi dan akses cepat untuk mendapatkan perawatan. Tetapi sejauh mana anda bisa menggunakan fasilitas kesehatan ini perlu anda ketahui dulu dengan jelas sebelum anda berangkat. Standar pengobatan di Barat sangat tinggi, tapi biaya tidak murah. Anda perlu tahu siapa yang akan membayar perawatan anda kalau anda sakit, atau mengalami kecelakaan.

Poin keempat ada hubungannya dengan Bahasa Inggris itu sendiri. Anda akan mengetahui sejauh  mana bahasa Inggris yang sudah anda capai. Anda mungkin berharap bahwa anda akan siap berkomunikasi dengan warga setempat dalam bahasa Inggris.

Oops! Tidak juga. Sebetulnya, di Indonesia semua penutur asli bahasa Inggris yang pernah anda ajak bicara sudah terbiasa berkomunikasi dengan orang Indonesia yang memakai bahasa Inggris. Kemungkinan besar mereka memahami kesulitan rutin yang dialami orang Indonesia dalam berbahasa Inggris, dan memakluminya. Pastinya, para penutur asli ini dengan sengaja menggunakan bahasa Inggris yang sederhana, tanpa slang, gurauan, atau istilah khusus.

Di negara yang anda tuju, sangat jarang sekali warga lokal yang berpengalaman berkomunikasi dengan penutur bukan asli. Mereka akan banyak menggunakan slang atau singkatan, dan mungkin dengan aksen yang kuat. Mereka tidak akan tahu betapa sulitnya bagi anda memahami mereka, dan barangkali akan merasa kesal kalau anda tidak bisa mengikuti perkataan mereka dengan mudah. (Di Inggris, kadang orang berbicara keras kepada orang asing, seolah-olah orang asing itu tuli, padahal sebenarnya ia tidak mengenal ragam bahasa Inggris yang digunakan!)

Jadi, bersiaplah membiasakan diri mendengar warga setempat selama beberapa hari atau minggu. Pada akhirnya, anda akan lancar berbicara, tapi mungkin butuh waktu.

Sayangnya, masih ada ratusan hal yang bisa saya bicarakan. Bahkan tulisan singkat bukan cara untuk menjawab pertanyaan seperti yang ada di judul artikel ini. Kalau anda akan tinggal dan bekerja atau belajar di negara yang berbahasa Inggris, persiapan anda harus mencakup sesi tanya jawab tatap-muka dengan seseorang yang tahu tantangan yang akan anda hadapi. Kalau anda tinggal di Jakarta, atau bisa datang ke Jakarta, tim Aim akan dengan senang hati membantu menyusun rencana transisi anda dan  memberi kejelasan tentang apa yang anda ingin tahu, sambil membantu meningkatkan bahasa Inggris anda.