Negosiasi Bisnis

Satu mitos dan delapan tips dari kehidupan nyata.

Mitos

Kebanyakan kursus pelatihan mengenai negosiasi bisnis menyarankan kepada Anda bahwa hasil “menang/menang” adalah hasil yang selalu menjadi tujuan Anda. Dalam hal ini, kedua belah pihak merasa bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dan keduanya menginginkan yang terbaik untuk masing-masing pihak. Hal ini adalah mitos belaka karena jika kedua pihak menginginkan hal yang sama, maka apakah mungkin untuk mencapai suatu hasil yang memuaskan keduanya?

Tips 1 – waspadalah terhadap “binatang”

Seturut dengan pengalaman saya, seringkali sisi lain dari versi “menang/menang” adalah bahwa mereka menang sebanyak dua kali! Jadi tips pertama saya dalam artikel ini adalah cobalah mencari tahu negosiator jenis apa yang Anda hadapi. Jika mereka benar-benar mencari hasil yang memuaskan kedua belah pihak, maka mengaculah pada satu tujuan. Tetapi jika mereka jenis negosiator yang hanya merasa terpuaskan jika mereka telah “menang” dan Anda telah dihancurkan, maka lindungi diri Anda sendiri dan perjuangkan hidup Anda! Dan jika Anda menghadapi salah satu dari “binatang” ini di dunia bisnis, dan Anda menginginkan suatu negosiasi yang berujung pada kerja sama jangka panjang atau semacamnya, maka Anda mencari masalah. Lebih baik Anda menghindari negosiator semacam ini bahkan sebelum Anda bernegosiasi dengannya karena dalam hal ini kedua belah pihak terkati tidak akan pernah mencapai kebahagiaan bersama!

Tips 2 – pertimbangkan mengenai keseimbangan kekuatan

Sebagai salah satu bagian dari persiapan, Anda harus mempertimbangkan dimanakah kekuatan berada. Jika Anda “membeli”, seberapa inginkah pihak kedua menjual kepada Anda? Apakah Anda memiliki pilihan suplier lain yang mungkin lebih jauh menginginkan untuk menjual kepada Anda? Jika Anda “menjual”, coba cari tahu apakah Anda memiliki kompetisi murni, atau apakah Anda mempunyai kelebihan kompetitif yang dapat mendorong konsumen prospektif untuk mengarah kepada Anda. Analisa yang Anda lakukan tidaklah sempurna, tapi cara pikir semacam ini akan membantu Anda dalam menilai proses negosiasi pada saat Anda melakukannya.

Tips 3 – dapatkanlah nasehat hukum secepatnya

Jika Anda akan bernegosiasi mengenai suatu perjanjian yang pada akhirnya akan diperiksa oleh seorang pengacara sebelum ditandatangani, Anda disarankan untuk mencari nasehat hukum terlebih dahulu sebelum bernegosiasi, daripada setelahnya. Anda akan menjadi pihak yang lebih berkuasa jika Anda tahu terlebih dahulu apa yang diharapkan oleh pengacara dalam perjanjian yang Anda negosiasikan, dan hal ini akan menambahkan kekuatan Anda pada saat terjadinya negosiasi.

Tips 4 – sedari awal, tentukan tujuan Anda serta hasil minimum yang diharapkan

Sebelum Anda mulai bernegosiasi, Anda harus tahu pasti hasil memuaskan seperti apa yang Anda inginkan. Anda juga harus tahu betul hasil minimum seperti apa yang Anda harapkan; tanpa ini, lebih baik Anda tidak usah berbisnis. Telaah hal-hal tersebut bersama partner Anda dalam pembuatan keputusan, dan atasan Anda jika menyangkut kontrak besar, dimana diperlukan adanya rancangan tertentu. Tetaplah pada rancangan tersebut; selalu fokus pada rancangan yang telah ada selama proses negosiasi, tetapi apapun keadaannya jangan biarkan pihak oposisi tahu batas minimum Anda karena mereka pasti akan menggunakannya sebagai batas maksimum mereka!

Tips 5- jangan tergesa-gesa

Anda tidak perlu tergesa-gesa. Jika Anda mulai merasa bahwa pihak kedua mulai memburu-buru Anda, menetapkan deadline pada Anda, maka Anda harus berhati-hati  karena hal ini merupakan taktik untuk “melemparkan” Anda pada suatu kesepakatan yang mungkin Anda akan sesali seumur hidup! Jika Anda membutuhkan waktu untuk berpikir, atau membuat kalkulasi, atau berkonsultasi dengan pihak-pihak lain, maka lakukanlah. Mintalah pihak kedua untuk memberikan Anda “time-out”, lalu pergilah ke ruang lain, dan lakukan hal yang perlu Anda lakukan, sendiri. Penting adanya bagi sebuah tim negosiasi untuk mengambil waktu break secara berkala untuk berkonsultasi dan bersepakat mengenai taktik selanjutnya.

Tips 6- ingatlah dengan baik keseluruhan hasil kesepakatan

Usahakanlah untuk mengingat semua elemen dalam kesepakatan, dan pastikan bahwa kedua belah pihak menyetujuinya. Merupakan hal yang memalukan, dan terkadang mengacaukan, jika Anda  telah menyepakati suatu perjanjian tetapi Anda harus mengulangi proses negosiasi dikarenakan Anda kehilangan beberapa elemen yang terdapat dalam kesepakatan tersebut. Jika Anda seorang penjual,  catatlah semua hasil negosiasinya dengan menyebutkan keseluruhan elemen dari proposal yang ingin Anda jual. Jika Anda pembeli, sebisa mungkin dapatkan hal-hal gratis, termasuk tidak adanya biaya tambahan dalam keseluruhan perjanjian.

Tips 7- buatlah catatan

Ketika sesuatu hal telah disepakati, maka catatlah. Setelah rapat selesai, berikan catatan Anda ke pihak kedua untuk mengkonfirmasi bahwa kesepakatan telah diambil. Adalah sebuah pepatah Inggris, “Jika tidak dicatat, maka tidak pernah terjadi”

Tips 8-  berhati-hatilah dalam berbahasa

Akhirnya, ketika Anda membaca sebuah kontrak sebelum menandatanganinya, ingatlah bahwa kata-kata itu penting terutama dalam sebuah kontrak dimana terdapat keterlibatan pengacara. Banyak istilah hukum yang mempunyai arti tidak lazim atau asing. Membaca kontrak yang dibuat oleh pengacara hampir sama dengan membaca tulisan dalam bahasa asing.

Jika kontrak Anda tertulis dalam bahasa Inggris, seperti halnya kontrak-kontrak internasional lainnya, dan bahasa Inggris bukanlah bahasa asli Anda, maka Anda harus benar-benar berhati-hati. Bahasa Inggris adalah bahasa yang benar-benar fleksibel, yang mempunyai ketepatan sekaligus kerancuan!

Tapi ingatlah bahwa jika Anda menjalin hubungan dengan tim kami di Aim for English, maka Anda akan selalu mendapat saran dari kami mengenai dokumen-dokumen penting Anda. Jika perusahaan Anda berada di Jakarta, Aim dapat memasukkan keterampilan bernegosiasi dalam program pelatihan bahasa Inggris yang didesain khusus untuk perusahaan Anda.