Bahasa Inggris bisa menjadi bahasa yang dingin, akurat, “hitam dan putih”, kalau memang itu yang anda perlukan.
Anda bisa memakai bahasa Inggris dengan sangat akurat untuk mengucapkan apa persisnya yang ingin anda katakan. Pengacara dan ilmuwan punya istilah khusus sendiri, tapi orang biasa seperti kitapun juga bisa mengucapkan apa yang kita maksud dengan akurasi yang tinggi.
Kebanyakan buku teks Bahasa Inggris berfokus pada kejelasan makna. Lagipula, siapa yang mau menanamkan waktu dan uang untuk belajar sebuah bahasa, kalau ternyata bahasa itu tidak bermakna jelas bagi orang lain?
Tetapi, kesenangan yang sebenarnya dalam memakai Bahasa Inggris tidak cuma ada pada akurasi yang ditawarkannya. Justru yang paling menarik bagi saya adalah fleksibilitas-nya. Bahasa Inggris mampu menghasilkan puisi yang indah, humor yang sangat lucu, prosa yang membangkitkan semangat, dan masih banyak lagi.
Untuk mengetahui dari mana fleksibilitas ini berasal, anda perlu tahu sedikit tentang asal-usul bahasa Inggris. Jadi, silahkan lirik peta dunia.
Inggris pada dasarnya merupakan bagian selatan dari sebuah pulau kecil di barat laut daratan Eropa. Negara ini sejak lama merasakan invasi dan migrasi. Di jaman pra-sejarah, Inggris berkali-kali mengalami migrasi berbagai kelompok etnis dari Eropa yang datang dan meleburkan bahasa-bahasa mereka bersama-sama.
Lalu bangsa Romawi tiba sekitar 2000 tahun yang lalu, dan menetap selama kurang lebih 400 tahun, sambil menambahkan bahasa Latin Mediterania ke campuran bahasa dari berbagai etnis tadi. Kemudian datanglah berbagai suku dari Jerman, dan bangsa Viking dari Skandinavia.
Sekitar seribu tahun yang lalu, bahasa yang dikenal dengan nama Anglo-Saxon sudah mulai mapan, tetapi kemudian bangsa Normandia datang menginvasi dari Perancis. Mereka sendiri memiliki asal-usul dari Skandinavia, tetapi sehari-harinya memakai nenek moyang bahasa Perancis modern.
Tak heran kalau seluruh bahasa ini melebur bersama dan bahasa Inggris terkadang jadi membingungkan!
Contohnya bangsa Normandia. Setelah mengalahkan King Harold (di pertempuran Hastings tahun 1066), yang pada dasarnya juga seorang Viking dari Skandinavia, mereka menempatkan diri di puncak piramida sosial dan menjadi kelas penguasa. Di dalam istana, mereka menggunakan bahasa Perancis Normandia, sementara orang-orang di desa memakai bahasa Inggris Anglo-Saxon. Inilah sebabnya kami pakai kata-kata “cow” dan “cattle” untuk menyebut sapi dan ternak, tetapi kami menyebut “beef” untuk daging sapi. “Cow” berasal dari akar Anglo-Saxon, sedangkan “beef” berasal dari bahasa Perancis Normandia.
Kedua bahasa utama ini butuh waktu berabad-abad sebelum menemukan bentuknya menjadi satu bahasa yang mapan. Pada masa hidup penulis terbaik Inggris (William Shakespeare, 1564 sampai 1616) bahasa Inggris telah mulai berbentuk seperti yang kita kenal sekarang ini. Seorang anak usia sekolah di Inggris tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam membaca dan memahami Shakespeare, tapi akan sangat sulit bagi mereka memahami tulisan dari satu abad sebelumnya.
Shakespeare jelas-jelas merupakan pemakai bahasa yang sangat hebat, tetapi barangkali ia juga merupakan pencipta bahasa yang paling penting. Hasil karyanya benar-benar penuh dengan kata-kata (hampir 3000 kata!) dan frase yang belum pernah ada, atau setidaknya belum pernah ditulis, sebelum ia menulisnya.
Sangat sulit menggambarkan besarnya hutang budi bahasa Inggris kepada Shakespeare, tanpa membuat bosan pembaca dengan ratusan contoh. Tetapi saya akan memberi anda tiga frase yang diciptakan Shakespeare untuk kami.
Pertama, ini dia frase yang harus ada di tiap even olahraga di mana para atlit bermain jujur, karena kita semua ingin melihat “fair play”. Shakespeare menciptakan frase ini dalam salah satu dramanya (King John) yang tidak terlalu terkenal dibanding karyanya yang lain, tetapi frase tersebut dipakai secara universal di manapun bahasa Inggris dipakai.
Kedua, kami punya frase yang berarti “sekaligus”. Misalnya, kami bilang “The police captured the gang in “one fell swoop””. Artinya, polisi menangkap para penjahat itu tiba-tiba, dan sekaligus semuanya pada saat yang sama. Hanya sedikit penutur asli bahasa Inggris yang akan mengenali bahwa frase tersebut merujuk pada praktek pemeliharaan elang falcon, atau bahwa arti dari “fell” bukanlah bentuk lampau “fall”, melainkan sebuah istilah deskriptif kuno yang berarti “mematikan”. Jadi frase “one fell swoop” berarti gerakan seekor elang falcon menyambar mangsanya secara tiba-tiba dan mematikan. Kebanyakan penutur asli memakainya dengan senang hati tanpa pernah menduga bahwa Shakespeare-lah yang menciptakannya!
Dan terakhir, ini dia frase yang sering anda dengar meski tidak seorangpun yang ingat bahwa frase in diciptakan oleh Shakespeare! Ketika, misalnya, seorang bos yang tidak disukai dipecat, atau sebuah rejim pemerintahan yang buruk diturunkan dari kekuasaan, kita menyebutnya “a good riddance”. Sebenarnya, kata “riddance” sudah tidak ada lagi, tetapi sama sekali tidak masalah bagi kami memakai kata yang sebenarnya sudah tidak ada untuk mengungkapkan kepuasan kami ketika sesuatu atau seseorang sudah dibuang jauh, selamanya.
Untuk saya, asiknya berbahasa Inggris adalah karena berbagai sumber etnis di dalamnya serta upaya beberapa penulis jenius telah memberi “warna” pada bahasa ini. Warna ini membuat bahasa Inggris bisa menjadi lucu, sedih, dan memberi semangat – semuanya dalam satu kalimat saja kalau anda mau! Dengan warna ini anda bisa spontan, atau memakai kata-kata yang tidak biasa supaya memperoleh dampak yang anda mau.
Variasi bahasa Inggris yang digunakan dengan baik akan sangat indah dibaca atau didengar. Dan bahasa Inggris tidak harus jadi bahasa ibu kalau anda ingin memakainya dengan pernuh warna. Siapapun yang belajar bahasa Inggris sebagai bahasa tambahan bisa belajar “mewarnai” bahasa ini. Seperti biasa, yang penting anda bekerja keras dan punya bimbingan yang baik.
Untungnya, kalau anda tinggal di Jakarta, para profesional di Aim dapat mengajarkan anda memberi warna pada bahasa Inggris anda, sambil membantu meningkatkan kepercayaan diri anda saat menggunakannya.