Perubahan Iklim (untuk siswa internasional)

Tidak – ini bukan artikel tentang Pemanasan Global! Yang sesungguhnya, saya sedang memikirkan salah satu kesenangan yang bisa kita dapat dengan berkeliling dunia, itu sebabnya saya bilang iklim berubah, karena kita berpindah dari satu negara ke negara lain.

Nah, saya sendiri berkebangsaan Inggris. Dan di dunia ini tidak ada orang yang bicara tentang cuaca sebanyak orang Inggris. Ini karena kami punya begitu banyak cuaca yang berbeda. Malahan, lihat saja kata-kata yang saya pakai. Di negara lain, wilayah lain, orang bicara tentang “iklim”. Inggris punya “cuaca”. “Iklim” memiliki implikasi sebuah kondisi yang tidak berubah, atau berubah dengan lambat. “Cuaca” berimplikasi perubahan cepat, tidak dapat diprediksi.

Satu alasan mengapa Inggris Raya, terutama Inggris, menjadi pionir paket-paket liburan pendek di tahun 1950an adalah kebutuhan akan sinar matahari dan udara hangat setidaknya selama beberapa hari penuh, setiap tahunnya. Kami sangat, dan masih sangat suka pergi ke Spanyol, Prancis, Turki, atau ke daerah mana saja yang punya “iklim”. Ke mana saja asalkan ada jaminan bahwa sinar matahari dan cuaca hangat tidak akan terganggu selama 1-2 minggu.

Sayangnya, begitu besar tuntutan untuk liburan di daerah dengan sinar matahari sampai-sampai orang Inggris cenderung pergi secara masal ke resort pinggir pantai di mana kami menghabiskan seluruh waktu kami bergaul dengan sesama orang Inggris, makan (hampir selalu) makanan Inggris, dan kulit (sering) terbakar parah karena kami (umumnya) tidak terbiasa dengan sinar matahari!

Alasan mengapa Inggris Raya seperti memiliki obsesi akan matahari akan gampang dipahami bila anda melihat peta dunia. Pertama, kami terletak di tepi sebelah barat Eropa sehingga kami terekspos angin kencang dari Laut Atlantik Utara. Kedua, lihat saja betapa jauhnya letak kami ke arah utara. London ada di sisi terjauh selatan Inggris, dan itupun hanya 51° Lintang Utara. Masih jauh lebih utara dibandingkan Hokkaido, pulau utama Jepang di sebelah utara, di mana salju turun besar-besaran. London terletak lebih utara dari semua tempat di Amerika. Satu-satunya alasan mengapa Inggris tidak membeku di musim dingin adalah karena arus Atlantik membawa air hangat naik dari Teluk Meksiko, dan angin bertiup ke arah barat membawa udara hangat tadi ke arah kami!

Makanya, tidak heran bila salah satu kesenangan terbesar bagi orang Inggris dalam melakukan perjalanan adalah ketika turun dari pesawat dan merasakan udara panas dan lembab dari sebuah tempat di mana terdapat “iklim”. Panas kering di Mesir, atau panas lembab di Indonesia. Campuran hawa panas, langit biru dan lautan biru Yunani atau Turki.

Kami sangat jarang berpikir tentang bagaimana rasanya kalau perjalanan ini dibalik. Apa yang dirasakan pendatang dari Asia, misalnya, ketika ia turun dari pesawat di London, Amsterdam atau Berlin, di musim dingin? Kombinasi hari yang pendek, malam yang panjang, angin dingin, hujan? Pastilah suatu kejutan besar bagi seseorang yang tidak pernah merasakan hawa dingin yang sebenarnya kecuali ketika mall tempat mereka berbelanja memasang AC terlalu tinggi!

Saya sadar bahwa pembahasan ini sudah terlalu panjang. Dengan posisi 51° Lintang Utara, siang hari  di Inggris panjangnya 16-17 jam di pertengahan musim panas, dan malam hari tidak pernah betul-betul gelap.  Musim dingin jauh berbeda. Di bulan Desember, siang hari hanya berlangsung dari jam 9.00 pagi sampai jam 4.00 sore.

Iklim, atau cuaca, macam apa yang perlu anda rencanakan juga merupakan bagian yang menyenangkan, atau mungkin menyulitkan, dari perjalanan anda, tergantung dari sudut pandang anda. Kalau anda misalnya berasal dari Indonesia dan pergi ke Eropa utara, saya pikir sebagian besar masalah akan muncul di musim dingin di Eropa, di mana suhu rata-rata akan turun jauh di bawah suhu yang biasa di Indonesia. Malahan, suhu rata-rata di musim panas sekalipun (Juni, Juli dan Agustus) sangat jarang mendekati suhu di Indonesia. Dan hujan bisa selalu datang tiba-tiba. Dan hujan itu dingin rasanya!

Bagi orang Indonesia yang bekerja atau belajar di luar negeri, cuaca (atau iklim) pastilah menjadi salah satu hal yang perlu direncanakan. Anda perlu belajar memakai berlapis-lapis pakaian pada hari yang terdingin di wilayah lintang utara, atau bahkan topi dan sarung tangan sekaligus. Sepatu anda juga pastinya akan lebih berat dari yang biasa anda pakai, dan jaket anti air/anti angin untuk musim dingin. Masalah saya waktu datang ke Indonesia justru bagaimana memilih kaos dan celana yang ringan!

Pergi ke Eropa utara, Amerika, Kanada, Australia atau New Zealand untuk kunjungan panjang atau sementara, anda tetap harus memikirkan iklim di wilayah yang anda kunjungi, dan cuaca secara umum selama periode kunjungan anda. Siapkan diri anda untuk perubahan musim, perubahan suhu, dan perbedaan panjang siang dan malam yang akan anda alami.

Dan kalau anda cukup beruntung untuk tinggal di Jakarta, jangan lupa bahwa ada tim di AIM, Manggarai yang dapat membantu anda bersiap-siap menghadapi cuaca di tempat tujuan anda, sambil pada saat yang sama membantu anda belajar Bahasa Inggris.