Category: Articles

3 Hal Yang Harus Diketahui Mahasiswa Untuk Lulus Ujian

Apakah kamu akan menghadapi ujian? Atau mungkin kamu berencana melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi dan kamu tahu bahwa kamu akan menghadapi banyak ujian di tahun-tahun mendatang? Bacalah artikel berikut ini.

Kamu tentu saja sudah tahu tujuan dari diadakannya ujian. Ujian merupakan suatu sarana bagi perguruan tinggi untuk memastikan bahwa mereka hanya akan memberikan kualifikasi kepada para mahasiswa yang pantas mendapatkannya, yaitu mahasiswa yang rajin menghadiri kuliah, mempelajari materi-materi yang telah diajarkan, sehingga pantas untuk mendapatkan gelar tertentu. Ujian juga dapat berfungsi sebagai dasar dalam menentukan pembagian kelas sesuai dengan level dan kemampuan mahasiswa.

Jadi, simaklah nasehat pertama berikut ini. Meskipun sudah jelas, perlu diingat kembali bahwa untuk lulus ujian kamu harus mendalami materi yang kamu pelajari! Kamu harus mengerjakan tugas, membaca buku-buku, memikirkan teorinya, dan mempelajari data-data yang ada. Kamu harus melakukan hal-hal tersebut sejak Hari Pertama kamu masuk kuliah karena jika kamu menundanya sampai sebelum masa ujian atau beberapa bulan sebelum ujian, maka kamu kehilangan kesempatan yang ada. Masalahnya, kampus adalah sebuah tempat yang menyenangkan! Orang baru, lingkungan baru, kebebasan baru; sehingga mudah sekali bagimu untuk melupakan tugasmu sebagai seorang mahasiswa. Jadi jika kamu menganggap bahwa ujian itu penting, pastikan bahwa kamu mencantumkan jadwal belajar di dalam agenda harianmu sebelum kamu mengalokasikan waktu untuk bersenang-senang.

Selanjutnya, revisi  semua materi yang telah kamu pelajari. Dengan kata lain, kamu harus mempelajari ulang materi-materi yang telah kamu dapatkan dan memastikan bahwa kamu siap untuk menjawab pertanyaan. Kamu juga harus merencanakan waktu tertentu untuk revisi materi dan jangan tunda terlalu lama. Sebaiknya kamu merevisi dua hal baru yang kamu dapatkan selama jangka waktu kuliah satu bulan! Dan memang betul, seorang mahasiswa dengan kemampuan rata-rata butuh beberapa kali revisi untuk benar-benar medalami suatu materi baru, sehingga ketika tiba waktumu untuk mengadapi ujian maka kamu sudah membaca catatanmu berulang kali.

Jadi, kamu sudah mengerjakan tugas, menghadiri kuliah, dan merevisi catatanmu. Pada saat ini hanya tinggal ujian dan nilai yang kamu inginkan. Kamu tentu saja sudah mengetahui dasar-dasar teknik dalam mengerjakan ujian. Kamu tahu bagaimana membaca setiap soal dengan teliti, mengalokasikan waktu dalam ujian sesuai dengan muatan nilai dari masing-masing bagian, menulis dengan jelas, dan seterusnya, dan lain sebagainya…

Tapi mungkin ada satu hal yang belum pernah kamu ketahui sebelumnya and mungkin tidak kamu percayai. Pada saat ujian, kamu harus dalam keadaan segar dan bersemangat. Ini tidak akan terjadi jika kamu merevisi materi kuliahmu pada malam sebelum ujian. Sebaliknya, kamu justru harus berhenti merevisi dan mengerjakan hal-hal lainnya, terutama kegiatan fisik, selama tiga hari sebelum ujian. Tutup buku-bukumu, pergi jalan-jalan dan naiklah sepedamu. Revisi pada malam sebelum ujian hanya akan membuatmu lelah dan sedikit bingung ketika kamu mulai menuliskan jawaban. Dan untuk sementara hindari teman-teman kuliahmu, terutama jika mereka penggemar SKS (sistem kebut semalam).

Jika kamu bukan penutur bahasa Inggris asli tetapi ingin belajar di perguruan tinggi di luar negeri, maka kamu harus melakukan semua yang dipaparkan dalam artikel ini, ditambah lagi kemampuan membaca dan menulis menggunakan salah satu bahasa asing di dunia. Tim kami di AIM tentu saja tidak dapat membantu kamu dengan tugas-tugas, revisi, maupun ujian kamu, tetapi kami dapat memastikan bahwa kemampuan bahasa Inggris kamu merupakan suatu kelebihan dan bukan kekhawatiran.
Itulah sebabnya slogan kami di AIM berbunyi “Masa depanmu dimulai disini”!

Mandarin vs English

Back in the day, when I was at school in England (this was a long time ago!) we all had to learn to speak French. This was mainly because France is the UK’s nearest neighbour and, consequently, its traditional enemy. In my school no one studied German or Spanish. But many boys, when they reached the last two years of their education, did put time and effort into two “dead” languages- Latin and Classical Greek. Looking back, it’s difficult to imagine why the school thought that learning languages that no one had actually spoken in real life for more than 2000 years was a good idea.

Over the next 5 decades (I told you that this happened long ago) the pattern of language education in the UK has changed. Broadly speaking there has been a steady decline in the numbers of British children studying any foreign language at all. German and Spanish have been encouraged, French is still the most taught language, and the dead languages have pretty well disappeared, but children seem not to feel that learning foreign languages is a good use of their time.

The reason for the decline is most likely two-fold. First, there’s a growing perception that “everyone speaks English”, so it’s better to spend your time doing other things. Even when an English person in Europe tries to speak the local language, chances are that the person they’re talking to will be eager to reply in English, so as to practise their own skills! And secondly, language learning is hard work, and children are not naturally drawn to hard work.

But I have been reading an article on the BBC website about a town in England with a growing enthusiasm, in one school at least, for teaching Mandarin Chinese. It does seem odd that one of the world’s most difficult “foreign” languages should see growing enthusiasm in one of England’s most “English” small towns. I’m guessing that it reflects China’s recent emergence on the global stage, and a sense of mystery about the country, its people, and the long-term impact of its new prosperity.

It shouldn’t be based on the thought that Mandarin will ever be a global language. It simply takes too many years’ full time study to achieve a working fluency in this complex, tonal tongue.

China’s people certainly understand that English is the tool they need in the international arena. In fact there are said to be more Chinese people learning English, than there are native English speakers in the entire world.

Now, English is absolutely the most studied international language in Indonesia. And like all foreign languages it takes effort to learn to speak it well. But AIM is one language school that really makes sure that the effort you have to make will get the fastest results. No gimmicks, no “special offers”, no unrealistic promises. Just great teaching, a great atmosphere, and growing numbers of former students working and studying abroad, and doing globally connected jobs in Indonesia.

An IELTS Test Examiner’s Tips – Part 1 – The Speaking Test

IELTS examiners are often asked to help students by revealing the scoring criteria, or perhaps giving a few ‘insider tips’ which IELTS preparation courses wouldn’t ordinarily include. While revealing the exact scoring criteria (rubrics) is simply not allowed, and tips and tricks are no substitute for hard work and plenty of practice, there is perhaps some insight which be gained by learning about what an examiner is looking for.

In this first of two articles discussing the IELTS examiner’s perspective we’ll explore the speaking test. In part two, we’ll look at the writing test. For a description of the IELTS test itself, as well as some general preparation strategies, see previous articles from the team at Aim for English.

Officially, you will be assessed on four aspects of your speech in the IELTS speaking test:

  1. Your fluency
  2. Your grammar
  3. Your vocabulary
  4. Your pronunciation

Fluency basically means ‘the ability to keep going’. Try to give nice long answers to questions (never one-word answers), and try to avoid too much hesitation (errrrrr, ummmmm). Also, don’t just answer the question – try to give one or two extra bits of  information. If the examiner asks you what your favourite food is, for example, you could also mention how often you eat it, or where your favourite restaurant is that sells this type of food.

To improve your fluency, practice is the one and only solution. The more you speak, the more natural you’ll sound, and the more you’ll be able to ‘keep going’.

People often worry a little too much about Grammar in the IELTS speaking test. Yes, it’s important, but sometimes people are so focussed on using correct grammar that their fluency and vocabulary suffer. It’s better to speak naturally and fluently and confidently with a few grammatical errors than to attempt to use 100% perfect grammar but sound unnatural and use simple vocabulary. It’s all about finding the right balance (and practising!). The examiner is looking for correct grammar, but also grammatical range. This means you’ll get a higher score if you can show you’re able to use a range of tenses, complex sentences, passive and active forms, and other grammatical structures. Study these forms well, then practice using them as much as possible. There’s no point being able to get full marks in a multiple-choice garmmar test if you’re not able to use the grammar naturally when you’re speaking.

Vocabulary assessment is quite simple. You should use a wide range of vocabulary, and you should use it correctly. However, the IELTS test is not a good opportunity  to experiment with new vocabulary, so stick to words that you know are correct. Try to avoid ‘boring’ words (e.g. good, bad, nice, big, small) and use more advanced, interesting words (e.g. beneficial, detrimental, appealing, enormous, minuscule)- these will stand out and impress the examiner. Unlike in the writing section, it is OK to use less formal words (e.g. kids, guys, stuff, hang out), and using these words can help you to sound more natural – after all this is the way natives speak. Also unlike the writing, it’s good to use contractions such as ‘don’t’, ‘won’t’ and ‘gonna’ in the IELTS speaking test.

When it comes to pronunciation, to get a band 6 or band 7 the examiner will need to understand everything you say very easily. You don’t need to have a native speaker accent, but you need to be clear and easy to understand. Speaking nice and slowly can help, and make sure you don’t whisper! During the test don’t worry too much about pronunciation, but do everything you can before the test to fix any issues you may have. Take a pronunciation course at a school like Aim, copy native speakers’ speech (from films perhaps), record yourself speaking, and (yet again) practice practice practice.

These are the four main assessment areas in the IELTS speaking test, but there are several other aspects of communication which you should also be aware of, including confidence, body language, and your answers to the questions.

It’s easy for me to say, but confidence really is the key. You are far more likely to get a higher score if you are confident. Nervousness often leads to short answers, simplified vocabulary, more grammar mistakes, and quieter speech.

Linked to confidence is body language. While the examiner will not give you a score for body language, like any other human being he or she will notice it. You don’t want to appear arrogant or over-confident, and you don’t want to seem shy and withdrawn from the conversation. Sit up straight, make regular eye contact with the examiner, and use hand gestures when you’re speaking. And smile! Don’t fiddle with hair or pens as this can be distracting, and after you’ve written your notes in part 2, put the pen down!

You may have noticed that you don’t receive a score for the answer to the question. However this doesn’t mean you can just talk about anything and still get a good score! The key here is to give detailed answers, and try (wherever possible) to be interesting. It’s OK to tell an amusing story, or talk about an embarrassing event. If you can stand out from the crowd and be interesting, then an examiner is more likely to reward you with a higher score if you are ‘borderline’ between 2 bands.

If you’ve worked hard on perfecting your grammar and learning plenty of good vocabulary, and have practised speaking as much as possible, then the IELTS speaking test doesn’t have to be something to panic about. IELTS examiners are not monsters, and it is not their job to make you feel uncomfortable. Try to enjoy the experience, and you’ll soon be on the way to IELTS success.

Pelatihan Bahasa Inggris Bisnis Yang Kreatif

Ketika Aim dihubungi oleh Prudential, sebuah perusahaan penyedia jasa keuangan multinasional raksasa, dan diminta untuk membantu mengubah budaya berbahasa dari 700 stafnya pada Divisi Operasi mereka di Jakarta, kami sadar bahwa kami harus berpikir di luar kotak untuk mendapatkan hasil yang dicari. Pelatihan untuk 700 staf bukanlah suatu hal yang mudah untuk diterapkan. Jadi Aim bekerja sama dengan tim Prudential merancang sebuah program dimana 60 staf Prudential dipilih sebagai ‘fasilitator’, dan masing-masing ditugaskan untuk memotivasi, memfasilitasi dan mengajar sebuah kelompok yang terdiri dari sekitar 10 staf lain dalam sebuah sesi tutorial mingguan. Masalahnya adalah tidak satupun dari fasilitator tersebut yang tahu seluk beluk cara mengajar!

Program pelatihan diawali dengan serangkaian workshop satu hari penuh yang diperuntukkan bagi ke enam puluh fasilitator Prudential. Para instruktur Aim memperkenalkan teknik dasar mengajar serta strategi untuk memotivasi dan meningkatkan kepercayaan diri rekan-rekan kerja mereka. Fasilitator juga didorong untuk menggunakan imajinasi mereka. Bersama-sama, kedua tim dari Prudential dan Aim mengasah para fasilitator dalam berkreativitas dan memberikan sentuhan pribadi ke dalam setiap pelajaran mereka.

Setelah menghadiri workshop tersebut, para fasilitator bertemu dengan kelompok mereka  setiap minggu untuk mengadakan tutorial informal terstruktur menggunakan materi-materi pelajaran yang disediakan oleh Aim. Fasilitator mendapatkan dukungan dan dorongan 24 jam dari Aim melalui email maupun IM dan mereka bertemu dengan instruktur Aim setiap bulan untuk sesi review.

Sejauh ini, hasilnya sangat positif. Kegelisahan yang awalnya dirasakan para fasilitator telah digantikan dengan antusiasme sekaligus kreativitas serta adanya sesi-sesi pelajaran menyenangkan yang ditunggu-tunggu oleh 700 staf Prudential. Kami sangat terkesan dengan setiap individu di Prudential dan pada saat ini mereka sudah berada di jalur yang tepat untuk menerapkan budaya kerja berbahasa Inggris.

Corporate Culture and English Language Learning

WH Whyte publish his work, “The Organization Man,” in 1956. The work represents an initial effort – perhaps even very first attempt – to describe the impact of the culture of an organization to conduct its employees. Since year 1956 we all had begun to realize that there are different types of cultures, each accompanied by the types of different behavior. Thus, the definition states that culture is “the way we do things around us” is a precise definition.

Strong corporate culture is very useful. He made the decision making process becomes more predictable. He helps the recruiters to hire people who would be suitable to work in a corporate Dalan. He even contributed to the values ​​contained in a company’s brand.

Stop Worrying About Grammar

It’s a problem we see time and time again – students so worried about not making grammatical mistakes that they are afraid to speak. ‘takut salah!’

Let’s be clear: language is about communication. Getting a message across. If you are communicating effectively then you are using the language effectively. Communication is what it’s all about, and the quest for grammatical perfection is holding back the willingness of some Indonesians to actually produce language.

I’m not saying that grammar is unimportant. Of course it is. And this is especially the case in writing. I’m simply saying that effective communication should be the primary objective of a language learner, and worrying about grammar can be a major barrier to reaching this objective. Improving your grammar is one of many ways of improving your ability to communicate in English; others include vocabulary development, pronunciation and intonation development, and development of the four main skills (reading, writing, listening and speaking). And not forgetting the most important three ways to improve: practice, practice, and more practice.

Native speakers of English did not ‘learn’ grammar in a classroom. We acquired it when we were very young through imitation and practice, usually with parents (it’s only when we become English teachers that we have to learn the various labels assigned to the grammar we use naturally ‘present perfect continuous tense’ and so forth).

Children have an incredible ability to acquire new language that us adults don’t, so we may need some help if we want to improve. Taking a course or two is the most common way, but we can still acquire language in the same way kids do – through practice, imitation and exposure to new language. After a while you’ll be getting the grammar right just because it sounds right, rather than because you have sat down and learned a thousand grammatical rules (and all of the exceptions to those rules).

In business, if I say to you: “yesterday I go to a meeting”, I would be making a mistake (it should be “i went”), but you know what I mean! If you know what I mean then I have communicated effectively.

So don’t stop working on improving your grammar, but please stop worrying about it!

Negosiasi Bisnis

Satu mitos dan delapan tips dari kehidupan nyata.

Mitos

Kebanyakan kursus pelatihan mengenai negosiasi bisnis menyarankan kepada Anda bahwa hasil “menang/menang” adalah hasil yang selalu menjadi tujuan Anda. Dalam hal ini, kedua belah pihak merasa bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dan keduanya menginginkan yang terbaik untuk masing-masing pihak. Hal ini adalah mitos belaka karena jika kedua pihak menginginkan hal yang sama, maka apakah mungkin untuk mencapai suatu hasil yang memuaskan keduanya?

Tips 1 – waspadalah terhadap “binatang”

Seturut dengan pengalaman saya, seringkali sisi lain dari versi “menang/menang” adalah bahwa mereka menang sebanyak dua kali! Jadi tips pertama saya dalam artikel ini adalah cobalah mencari tahu negosiator jenis apa yang Anda hadapi. Jika mereka benar-benar mencari hasil yang memuaskan kedua belah pihak, maka mengaculah pada satu tujuan. Tetapi jika mereka jenis negosiator yang hanya merasa terpuaskan jika mereka telah “menang” dan Anda telah dihancurkan, maka lindungi diri Anda sendiri dan perjuangkan hidup Anda! Dan jika Anda menghadapi salah satu dari “binatang” ini di dunia bisnis, dan Anda menginginkan suatu negosiasi yang berujung pada kerja sama jangka panjang atau semacamnya, maka Anda mencari masalah. Lebih baik Anda menghindari negosiator semacam ini bahkan sebelum Anda bernegosiasi dengannya karena dalam hal ini kedua belah pihak terkati tidak akan pernah mencapai kebahagiaan bersama!

Tips 2 – pertimbangkan mengenai keseimbangan kekuatan

Sebagai salah satu bagian dari persiapan, Anda harus mempertimbangkan dimanakah kekuatan berada. Jika Anda “membeli”, seberapa inginkah pihak kedua menjual kepada Anda? Apakah Anda memiliki pilihan suplier lain yang mungkin lebih jauh menginginkan untuk menjual kepada Anda? Jika Anda “menjual”, coba cari tahu apakah Anda memiliki kompetisi murni, atau apakah Anda mempunyai kelebihan kompetitif yang dapat mendorong konsumen prospektif untuk mengarah kepada Anda. Analisa yang Anda lakukan tidaklah sempurna, tapi cara pikir semacam ini akan membantu Anda dalam menilai proses negosiasi pada saat Anda melakukannya.

Tips 3 – dapatkanlah nasehat hukum secepatnya

Jika Anda akan bernegosiasi mengenai suatu perjanjian yang pada akhirnya akan diperiksa oleh seorang pengacara sebelum ditandatangani, Anda disarankan untuk mencari nasehat hukum terlebih dahulu sebelum bernegosiasi, daripada setelahnya. Anda akan menjadi pihak yang lebih berkuasa jika Anda tahu terlebih dahulu apa yang diharapkan oleh pengacara dalam perjanjian yang Anda negosiasikan, dan hal ini akan menambahkan kekuatan Anda pada saat terjadinya negosiasi.

Tips 4 – sedari awal, tentukan tujuan Anda serta hasil minimum yang diharapkan

Sebelum Anda mulai bernegosiasi, Anda harus tahu pasti hasil memuaskan seperti apa yang Anda inginkan. Anda juga harus tahu betul hasil minimum seperti apa yang Anda harapkan; tanpa ini, lebih baik Anda tidak usah berbisnis. Telaah hal-hal tersebut bersama partner Anda dalam pembuatan keputusan, dan atasan Anda jika menyangkut kontrak besar, dimana diperlukan adanya rancangan tertentu. Tetaplah pada rancangan tersebut; selalu fokus pada rancangan yang telah ada selama proses negosiasi, tetapi apapun keadaannya jangan biarkan pihak oposisi tahu batas minimum Anda karena mereka pasti akan menggunakannya sebagai batas maksimum mereka!

Tips 5- jangan tergesa-gesa

Anda tidak perlu tergesa-gesa. Jika Anda mulai merasa bahwa pihak kedua mulai memburu-buru Anda, menetapkan deadline pada Anda, maka Anda harus berhati-hati  karena hal ini merupakan taktik untuk “melemparkan” Anda pada suatu kesepakatan yang mungkin Anda akan sesali seumur hidup! Jika Anda membutuhkan waktu untuk berpikir, atau membuat kalkulasi, atau berkonsultasi dengan pihak-pihak lain, maka lakukanlah. Mintalah pihak kedua untuk memberikan Anda “time-out”, lalu pergilah ke ruang lain, dan lakukan hal yang perlu Anda lakukan, sendiri. Penting adanya bagi sebuah tim negosiasi untuk mengambil waktu break secara berkala untuk berkonsultasi dan bersepakat mengenai taktik selanjutnya.

Tips 6- ingatlah dengan baik keseluruhan hasil kesepakatan

Usahakanlah untuk mengingat semua elemen dalam kesepakatan, dan pastikan bahwa kedua belah pihak menyetujuinya. Merupakan hal yang memalukan, dan terkadang mengacaukan, jika Anda  telah menyepakati suatu perjanjian tetapi Anda harus mengulangi proses negosiasi dikarenakan Anda kehilangan beberapa elemen yang terdapat dalam kesepakatan tersebut. Jika Anda seorang penjual,  catatlah semua hasil negosiasinya dengan menyebutkan keseluruhan elemen dari proposal yang ingin Anda jual. Jika Anda pembeli, sebisa mungkin dapatkan hal-hal gratis, termasuk tidak adanya biaya tambahan dalam keseluruhan perjanjian.

Tips 7- buatlah catatan

Ketika sesuatu hal telah disepakati, maka catatlah. Setelah rapat selesai, berikan catatan Anda ke pihak kedua untuk mengkonfirmasi bahwa kesepakatan telah diambil. Adalah sebuah pepatah Inggris, “Jika tidak dicatat, maka tidak pernah terjadi”

Tips 8-  berhati-hatilah dalam berbahasa

Akhirnya, ketika Anda membaca sebuah kontrak sebelum menandatanganinya, ingatlah bahwa kata-kata itu penting terutama dalam sebuah kontrak dimana terdapat keterlibatan pengacara. Banyak istilah hukum yang mempunyai arti tidak lazim atau asing. Membaca kontrak yang dibuat oleh pengacara hampir sama dengan membaca tulisan dalam bahasa asing.

Jika kontrak Anda tertulis dalam bahasa Inggris, seperti halnya kontrak-kontrak internasional lainnya, dan bahasa Inggris bukanlah bahasa asli Anda, maka Anda harus benar-benar berhati-hati. Bahasa Inggris adalah bahasa yang benar-benar fleksibel, yang mempunyai ketepatan sekaligus kerancuan!

Tapi ingatlah bahwa jika Anda menjalin hubungan dengan tim kami di Aim for English, maka Anda akan selalu mendapat saran dari kami mengenai dokumen-dokumen penting Anda. Jika perusahaan Anda berada di Jakarta, Aim dapat memasukkan keterampilan bernegosiasi dalam program pelatihan bahasa Inggris yang didesain khusus untuk perusahaan Anda.

Receptionists – Your Managers of First Impressions

What’s the first contact that potential customers make with your business? Chances are it’s with a receptionist, either on the phone or in your office. So how well is your receptionist representing your company?

Think of your receptionists as your managers of first (and last) impressions. You rely on them to set the initial tone for the whole business, meaning that they have the power to make or break deals, and determine if your clients walk away happy or not. So, pick your receptionists wisely, train them well, and treat them with the respect they deserve. They should be considered to be among your company’s most important marketing assets

In today’s economy, people are more likely to shop around, so you need to hire receptionists who can really sell your products. This means doing much more than just handing out leaflets and price lists. Are your receptionists trained to convey your company’s unique benefits clearly and persuasively?

A great receptionist is able to ‘smile over the phone’, handle 5 tasks at the same time, work under extreme pressure, and yet still remain calm while professionally representing your business. Not easy. Call Aim now to arrange a free English language audit for your company (including assessing the English of your receptionists), and see how well our font-line people deal with you!

6 Tips For Learning English Faster

There’s no substitute for taking a course at Aim, but there are plenty of things you can do outside class to accelerate your progress:

1. Bring more English into your life. Instead of reading detik.com, try bbc.com. Instead of Kompas, read The Jakarta Post. For experience of the very best business English in the world, try reading articles in The Economist.

2. Take notes! Keep a notebook with you all the time to record new words, then learn them. You need to repeat new vocabulary many times before it gets fixed in your memory.

3. Hunt down opportunities to speak English.

4. Use the Internet. You’ll find a long list of on-line resources on the Aim website.

5. Make mistakes! Don’t be afraid to try the language. Of course you’ll make mistakes, that’s how you learn. One of our clients, a brilliant scholar with a PhD from an English-speaking university, told us that he always sees an opportunity to learn from the mistakes he makes.

6. Never stop trying to improve. If you do, you’ll slide back.

Ayo nge-BLOG! Dan Tingkatkan Kemampuan Bahasa Inggrismu!

Kalau kamu bisa mengakses Internet, kamu pasti bisa membuat blog sendiri. Kalau kamu belum pernah punya blog sebelumnya, jangan khawatir – caranya sederhana sekali.
Gunakan salah satu provider blog gratis terbesar, misalnya Google’s Blogger atau WordPress, kemudian masuk atau buat akun baru, dan mulailah memasukkan tulisan-tulisanmu.
Kalau kamu sudah punya beberapa tulisan di blogmu, kamu sudah bisa minta pendapat orang lain tentang kemampuan bahasa Inggrismu juga! Tapi pastikan bahwa tulisan-tulisan dalam blogmu menarik dan orisinil sehingga orang tertarik untuk mengunjungi blogmu.
Kalau kamu sudah punya blog dan ingin berbagi dengan AIM, berikan alamat blogmu di Forum kami dan para guru AIM akan dengan senang hati mengunjungi blogmu.
Selamat bersenang-senang!