Category: Articles

Bagaimana Perusahaan Anda Bisa Bertahan Menghadapi Resesi

Dengan adanya gelombang resesi di seluruh dunia, kita bisa melihat bagaimana para pengamat, khususnya di Amerika dan Eropa, merespon. Sebagian besar terkesima mendengar kabar buruk ini. Sebagian besar lainnya tidak dapat membayangkan apa yang ada di balik penurunan ini nantinya.

Para politisi, terutama di Negara-negara demokrasi barat, mencari paket stimulus ekonomi yang dapat mempersingkat masa resesi dan menyelamatkan orang dari kehilangan pekerjaan, termasuk diri mereka sendiri!

Akan tetapi baik apakah rencana stimulus tadi akan “berhasil” atau tidak, penurunan global ini tetap akan berakhir pada suatu saat. Dan ada banyak pelajaran dari masa lampau yang bisa membantu kita saat masa pemulihan itu tiba.

Hal pertama yang penting diingat adalah satu hal ini: Pasti akan ada pemulihan! Jangan putus asa. Banyak bisnis yang akan berhasil menghadapi resesi. Mungkin tidak semua bisnis akan selamat, itu betul. Tetapi sebagian besar akan bisa bertahan dan justru tumbuh lebih kuat, lebih mapan dan dikelola dengan lebih baik.

Pelajaran kedua dari masa lampau yaitu bahwa kita perlu berhati-hati saat pemulihan dimulai karena banyak juga yang gagal di tahap awal pemulihan, hampir sebanyak mereka yang gagal di masa resesi.

Hal terakhir yang perlu diingat yaitu bahwa kondisi pasar akan berbeda setelah resesi. Kesempatan-kesempatan baru akan muncul, dan peluang-peluang lama akan hilang selamanya. Lingkungan kompetitif akan berubah, dan teknologi baru akan muncul. Karenanya, manajemen membutuhkan pola pikir yang sangat fleksibel dan mampu memanfaatkan setiap kesempatan. Kita tidak akan bisa sukses bila kita berbisnis di masa depan, misalnya 2010, dengan cara yang sama seperti yang kita lakukan di tahun 2008.

Satu hal terakhir. Pada ekonomi baru pasca resesi kebutuhan akan bahasa Inggris di dunia bisnis akan semakin tinggi, jauh lebih tinggi dari sebelumnya. Hubungi Aim For English untuk mengetahui bagaimana kami bisa membantu anda.

Mandarin vs English?

Back in the day, when I was at school in England (this was a long time ago!) we all had to learn to speak French. This was mainly because France is the UK’s nearest neighbour and, consequently, its traditional enemy. In my school no one studied German or Spanish. But many boys, when they reached the last two years of their education, did put time and effort into two “dead” languages- Latin and Classical Greek. Looking back, it’s difficult to imagine why the school thought that learning languages that no one had actually spoken in real life for more than 2000 years was a good idea.

Over the next 5 decades (I told you that this happened long ago) the pattern of language education in the UK has changed. Broadly speaking there has been a steady decline in the numbers of British children studying any foreign language at all. German and Spanish have been encouraged, French is still the most taught language, and the dead languages have pretty well disappeared, but children seem not to feel that learning foreign languages is a good use of their time.

The reason for the decline is most likely two-fold. First, there’s a growing perception that “everyone speaks English”, so it’s better to spend your time doing other things. Even when an English person in Europe tries to speak the local language, chances are that the person they’re talking to will be eager to reply in English, so as to practise their own skills! And secondly, language learning is hard work, and children are not naturally drawn to hard work.

But I have been reading an article on the BBC website about a town in England with a growing enthusiasm, in one school at least, for teaching Mandarin Chinese. It does seem odd that one of the world’s most difficult “foreign” languages should see growing enthusiasm in one of England’s most “English” small towns. I’m guessing that it reflects China’s recent emergence on the global stage, and a sense of mystery about the country, its people, and the long-term impact of its new prosperity.

It shouldn’t be based on the thought that Mandarin will ever be a global language. It simply takes too many years’ full time study to achieve a working fluency in this complex, tonal tongue.

China’s people certainly understand that English is the tool they need in the international arena. In fact there are said to be more Chinese people learning English, than there are native English speakers in the entire world.

Now, English is absolutely the most studied international language in Indonesia. And like all foreign languages it takes effort to learn to speak it well. But AIM is one language school that really makes sure that the effort you have to make will get the fastest results. No gimmicks, no “special offers”, no unrealistic promises. Just great teaching, a great atmosphere, and growing numbers of former students working and studying abroad, and doing globally connected jobs in Indonesia.

Budaya Korporasi dan Pembelajaran Bahasa

W H Whyte mempublikasikan karyanya, “The Organization Man,” pada tahun 1956.  Karya tersebut merupakan upaya awal – bahkan mungkin upaya yang pertama sekali – untuk menggambarkan dampak dari budaya sebuah organisasi terhadap perilaku karyawannya. Sejak tahun 1956 kita semua telah mulai menyadari bahwa ada terdapat berbagai jenis budaya, yang masing-masing disertai dengan jenis-jenis perilaku yang berbeda. Dengan demikian, definisi yang menyatakan bahwa budaya adalah “cara kita melakukan berbagai hal di sekitar kita” merupakan definisi yang tepat.

Budaya korporasi yang kuat adalah hal yang sangat berguna. Ia membuat proses pengambilan keputusan menjadi lebih dapat diprediksi. Ia membantu para perekrut untuk mempekerjakan orang-orang yang akan cocok bekerja di dalan sebuah korporasi. Ia bahkan memberikan kontribusi pada nilai-nilai yang terdapat dalam sebuah merek perusahaan.

Akan tetapi, budaya perusahaan juga dapat memiliki kekurangan ketika para staf diharuskan berperilaku di luar norma budaya mereka. Contohnya, akan sulit bagi seorang manajer yang terbiasa dengan budaya bisnis yang mengalir bebas ketika ia dihadapkan pada penerapan standar-standar keselamatan secara ketat. Itulah sebabnya mengapa di seluruh dunia, bekerja untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi merupakan sesuatu yang sangat berbahaya.

Hampir seluruh budaya korporasi yang efektif akan memberikan penghargaan pada kesuksesan, sementara sebagian besar lainnya akan mencemooh kegagalan. Hal seperti ini cenderung menghasilkan pola pikir yang selalu ingin menghindari resiko pada sebagian besar karyawan. Dan ini adalah pola pikir yang terburuk apabila kita ingin belajar bahasa.

Ketika sebuah organisasi menginginkan karyawannya mempelajari sebuah bahasa asing, seketika itu pula terjadi benturan budaya.

Cobalah pikirkan. Setiap kali seorang pembelajar bahasa membuka mulut, atau mengangkat pena, untuk menghasilkan sepotong ungkapan dalam bahasa asing, ia harus mengambil resiko bahwa apa yang dihasilkannya akan “salah” karena satu atau lain alasan. Biasanya tidak sepenuhnya salah, melainkan kurang tepat atau secara situasional kurang cocok. Semakin sering mereka mengambil resiko, semakin banyak yang akan mereka pelajari. Belajar bahasa berarti berani mengambil resiko. Kalau kita semua menolak menghasilkan sebuah ungkapan bahasa yang mungkin salah, kita tidak akan pernah mampu menggunakan bahasa lain kecuali bahasa asli kita sendiri.

Di tahun-tahun pertama kehidupan kita, kita mempelajari bahasa dengan intensitas yang tinggi. Kita menghasilkan kemajuan yang sangat pesat setiap harinya. Sewaktu kecil, kita tidak tahu bahwa kita harus menghindari kegagalan, jadi kita mulai berbicara dengan mengucapkan berbagai bunyi, lalu meningkat menjadi kalimat berisi satu kata, dan perlahan-lahan kelancaran kita dalam berbicarapun tumbuh.

Sebagai seorang pebelajar yang sudah memasuki usia dewasa, kita mungkin tidak akan pernah belajar dengan kecepatan yang sama seperti halnya kecepatan seorang anak kecil, tetapi kita bisa meningkatkan kesempatan kita dengan secara aktif merengkuh kemungkinan bahwa kita melakukan kesalahan, lalu belajar dari kesalahan tersebut, dan terus maju. Kita perlu mengesampingkan budaya korporasi kita dan berfokus pada proses belajar itu sendiri, dan berhenti memikirkan bahwa apa yang akan kita ucapkan atau tuliskan mungkin “salah”.

Lingkungan fisik yang netral dan santai bisa membantu mengatasi benturan tadi. Jauh dari kantor, kita mungkin akan merasa lebih mudah melupakan budaya kantor. Tetapi tetap saja, guru yang hebat adalah kuncinya. Guru yang akan membantu anda mencapai kemajuan tanpa rasa takut akan kegagalan. Guru yang akan memastikan bahwa proses belajar anda menyenangkan, dan membuat anda terkagum-kagum akan kemajuan yang anda sendiri capai .

Perubahan Iklim (untuk siswa internasional)

Tidak – ini bukan artikel tentang Pemanasan Global! Yang sesungguhnya, saya sedang memikirkan salah satu kesenangan yang bisa kita dapat dengan berkeliling dunia, itu sebabnya saya bilang iklim berubah, karena kita berpindah dari satu negara ke negara lain.

Nah, saya sendiri berkebangsaan Inggris. Dan di dunia ini tidak ada orang yang bicara tentang cuaca sebanyak orang Inggris. Ini karena kami punya begitu banyak cuaca yang berbeda. Malahan, lihat saja kata-kata yang saya pakai. Di negara lain, wilayah lain, orang bicara tentang “iklim”. Inggris punya “cuaca”. “Iklim” memiliki implikasi sebuah kondisi yang tidak berubah, atau berubah dengan lambat. “Cuaca” berimplikasi perubahan cepat, tidak dapat diprediksi.

Satu alasan mengapa Inggris Raya, terutama Inggris, menjadi pionir paket-paket liburan pendek di tahun 1950an adalah kebutuhan akan sinar matahari dan udara hangat setidaknya selama beberapa hari penuh, setiap tahunnya. Kami sangat, dan masih sangat suka pergi ke Spanyol, Prancis, Turki, atau ke daerah mana saja yang punya “iklim”. Ke mana saja asalkan ada jaminan bahwa sinar matahari dan cuaca hangat tidak akan terganggu selama 1-2 minggu.

Sayangnya, begitu besar tuntutan untuk liburan di daerah dengan sinar matahari sampai-sampai orang Inggris cenderung pergi secara masal ke resort pinggir pantai di mana kami menghabiskan seluruh waktu kami bergaul dengan sesama orang Inggris, makan (hampir selalu) makanan Inggris, dan kulit (sering) terbakar parah karena kami (umumnya) tidak terbiasa dengan sinar matahari!

Alasan mengapa Inggris Raya seperti memiliki obsesi akan matahari akan gampang dipahami bila anda melihat peta dunia. Pertama, kami terletak di tepi sebelah barat Eropa sehingga kami terekspos angin kencang dari Laut Atlantik Utara. Kedua, lihat saja betapa jauhnya letak kami ke arah utara. London ada di sisi terjauh selatan Inggris, dan itupun hanya 51° Lintang Utara. Masih jauh lebih utara dibandingkan Hokkaido, pulau utama Jepang di sebelah utara, di mana salju turun besar-besaran. London terletak lebih utara dari semua tempat di Amerika. Satu-satunya alasan mengapa Inggris tidak membeku di musim dingin adalah karena arus Atlantik membawa air hangat naik dari Teluk Meksiko, dan angin bertiup ke arah barat membawa udara hangat tadi ke arah kami!

Makanya, tidak heran bila salah satu kesenangan terbesar bagi orang Inggris dalam melakukan perjalanan adalah ketika turun dari pesawat dan merasakan udara panas dan lembab dari sebuah tempat di mana terdapat “iklim”. Panas kering di Mesir, atau panas lembab di Indonesia. Campuran hawa panas, langit biru dan lautan biru Yunani atau Turki.

Kami sangat jarang berpikir tentang bagaimana rasanya kalau perjalanan ini dibalik. Apa yang dirasakan pendatang dari Asia, misalnya, ketika ia turun dari pesawat di London, Amsterdam atau Berlin, di musim dingin? Kombinasi hari yang pendek, malam yang panjang, angin dingin, hujan? Pastilah suatu kejutan besar bagi seseorang yang tidak pernah merasakan hawa dingin yang sebenarnya kecuali ketika mall tempat mereka berbelanja memasang AC terlalu tinggi!

Saya sadar bahwa pembahasan ini sudah terlalu panjang. Dengan posisi 51° Lintang Utara, siang hari  di Inggris panjangnya 16-17 jam di pertengahan musim panas, dan malam hari tidak pernah betul-betul gelap.  Musim dingin jauh berbeda. Di bulan Desember, siang hari hanya berlangsung dari jam 9.00 pagi sampai jam 4.00 sore.

Iklim, atau cuaca, macam apa yang perlu anda rencanakan juga merupakan bagian yang menyenangkan, atau mungkin menyulitkan, dari perjalanan anda, tergantung dari sudut pandang anda. Kalau anda misalnya berasal dari Indonesia dan pergi ke Eropa utara, saya pikir sebagian besar masalah akan muncul di musim dingin di Eropa, di mana suhu rata-rata akan turun jauh di bawah suhu yang biasa di Indonesia. Malahan, suhu rata-rata di musim panas sekalipun (Juni, Juli dan Agustus) sangat jarang mendekati suhu di Indonesia. Dan hujan bisa selalu datang tiba-tiba. Dan hujan itu dingin rasanya!

Bagi orang Indonesia yang bekerja atau belajar di luar negeri, cuaca (atau iklim) pastilah menjadi salah satu hal yang perlu direncanakan. Anda perlu belajar memakai berlapis-lapis pakaian pada hari yang terdingin di wilayah lintang utara, atau bahkan topi dan sarung tangan sekaligus. Sepatu anda juga pastinya akan lebih berat dari yang biasa anda pakai, dan jaket anti air/anti angin untuk musim dingin. Masalah saya waktu datang ke Indonesia justru bagaimana memilih kaos dan celana yang ringan!

Pergi ke Eropa utara, Amerika, Kanada, Australia atau New Zealand untuk kunjungan panjang atau sementara, anda tetap harus memikirkan iklim di wilayah yang anda kunjungi, dan cuaca secara umum selama periode kunjungan anda. Siapkan diri anda untuk perubahan musim, perubahan suhu, dan perbedaan panjang siang dan malam yang akan anda alami.

Dan kalau anda cukup beruntung untuk tinggal di Jakarta, jangan lupa bahwa ada tim di AIM, Manggarai yang dapat membantu anda bersiap-siap menghadapi cuaca di tempat tujuan anda, sambil pada saat yang sama membantu anda belajar Bahasa Inggris.

Culture Shock (dan bagaimana menghadapinya?)

Sewaktu muda, saya tinggal dan bekerja selama tiga tahun di Jepang. Dalam banyak sisi, tiga tahun tersebut memberi saya pengalaman yang penuh informasi dan membentuk kepribadian saya, terlebih karena saya mengalami sendiri yang namanya gegar budaya atau culture shock, bagaimana rasanya, dan bagaimana mengatasinya.

Culture shock atau gegar budaya adalah hal yang nyata. Ia terjadi di mana saja, sangat terasa dan biasanya datang tiba-tiba. Makanya disebut shock!

Budaya negara asal kita tertanam secara mendalam di masa kecil. Kita tidak perlu melakukan hal khusus apapun untuk memperoleh budaya ini. Cukuplah kita tumbuh dewasa dan bergaul dalam masyarakat, bertemu teman dari negara dan budaya yang sama, mengikuti perkembangan terbaru di bidang mode, teknologi dan berita hangat lainnya. Budaya seringkali didefinisikan sebagai “cara orang melakukan berbagai hal di suatu wilayah”, dan ini berlaku untuk seluruh budaya di sebuah negara, wilayah atau bahkan kampung kecil, serta budaya dalam berbisnis. Budaya adalah sekumpulan peraturan, seringkali tak tertulis, yang mengatur perilaku kita.

Kalau anda seperti saya, pindah dari Inggris ke Jepang, maka andapun akan terkaget-kaget melihat betapa berbedanya tata cara di kedua tempat! Reaksi pertama saya adalah bersemangat. Saya merasa seperti seorang penjelajah yang sedang memasuki sebuah dunia baru yang mengagumkan. Saya mencoba bahasa baru, lokasi baru, teknologi baru, dan standar-standar baru dalam hal berpakaian, transportasi, perilaku…segalanya penuh dengan hal-hal menarik dan berbagai kemungkinan. Inilah tahap satu culture shock. Tahap di mana anda merasa bersemangat. Tahap ini bisa berlangsung selama beberapa hari atau beberapa bulan.

Setelah beberapa lama, andapun mulai beradaptasi. Hal-hal yang sebelumnya terlihat menarik mulai terasa normal atau bahkan mulai terasa menyebalkan. Pada kasus saya, saya menemukan bahwa setelah mencoba beberapa bulan, saya baru menyadari bahwa saya benar-benar tidak suka makanan Jepang. Saya lupa betapa hebatnya sistem perkereta-apian di Jepang dan ramahnya pelayanan di toko-toko. Saya justru sibuk mencari berbagai cara supaya saya tidak harus makan sushi, sashimi, rumput laut, telur mentah, dan mie yang hambar. Saya benar-benar tidak suka (dulu dan sekarang!). Saya tak habis pikir kenapa membuang-buang makanan untuk menghasilkan menu yang sama sekali tidak enak (buat saya!). Saya juga mulai terganggu karena penampilan saya yang jelas-jelas “orang asing” membuat saya terlihat berbeda di tengah orang banyak, apalagi karena masyarakat Jepang selalu memandangi orang yang asing bagi mereka. Tahap ketidakpuasan ini berlangsung selama lebih dari enam bulan bagi saya.

Sesudahnya muncullah tahapan yang lebih seimbang. Saya mulai menerima bahwa ada beberapa aspek dalam budaya baru ini yang memang mengesankan, tapi ada juga yang menyebalkan, dan bahwa kita bisa saja memperoleh kehidupan yang seimbang dan menyenangkan di antaranya. Anda akan mulai berhenti merasa kesal akibat hal-hal yang tidak anda suka dan tidak bisa anda ubah, dan anda secara sadar menghargai aspek-aspek yang berguna bagi anda. Menurut perkiraan saya, tahapan penerimaan ini bisa berlangsung selama bertahun-tahun.

Sayangnya, masih ada satu lagi tahapan culture shock yang harus anda hadapi. Tahap ini disebut “re-entry shock” atau shock ketika anda kembali ke negara asal. Ketika anda pulang ke negara asal anda, baik untuk kunjungan singkat atau pindah permanen, perbedaan antara kebudayaan di negara asal dan kebudayaan baru yang telah anda adaptasi akan mengakibatkan shock yang sama berulang. Hal-hal yang anda kenal baik dari masa kecil anda mulai sulit anda kenali. Beberapa di antaranya menyenangkan: suara orang bicara dalam bahasa asli anda, bertemu dengan sanak saudara. Tapi pasti akan ada hal-hal tertentu yang sebelumnya anda remehkan dan kini mulai terasa sulit dipercaya, kurang teratur, atau primitif. Pengalaman saya, setelah saya tinggal di Jepang selama 3 tahun, Inggris terasa sangat kurang teratur, kurang aman, dan kualitas pelayanan di berbagai toko dan alat transportasi umum sangat buruk. (Ini di akhir tahun 1970an, lho. Suasananya sudah jauh lebih baik sekarang!). Tapi toh tetap saja menyenangkan rasanya bisa bergabung dengan orang banyak tanpa terlihat berbeda, tanpa dipandangi seperti sesuatu yagn asing. Saya juga bisa membeli baju yang pas ukurannya! Sampai sekarang, saya masih merasakan gegar budaya ini, meskipun dalam skala kecil.

Itulah telaah singkat mengenai culture shock. Nah, bagaimana cara menghadapinya? Kabar baiknya adalah bahwa anda sudah memulai proses menghadapinya. Membaca tentang sebuah masalah sudah merupakan langkah awal untuk mempersiapkan anda menghadapinya dalam kenyataan. Semakin banyak anda membaca, terutama khusus mengenai tempat yang akan anda datangi, maka akan semakin mudah bagi anda untuk mencapai tahap penerimaan terhadap budaya baru. Besarnya kejutan yang anda alami tergantung dari mana anda datang, dan ke mana anda pergi. Jadi, akan sangat berguna kalau anda bisa bicara dengan orang-orang yang memahami apa saja perbedaan yang ada di kedua budaya, dan bagaimana memilih perbedaan-perbedaan penting yang perlu persiapkan.

Kalau anda tinggal di Jakarta, dan sedang mempersiapkan atau ingin tinggal di luar negeri untuk bekerja atau belajar, bicaralah kepada tim Aim. Meraka bisa membantu meminimalisir kejutan yang anda rasakan, dan mendorong anda memasuki tahap penerimaan dengan cepat. Di situlah sasaran anda; tahap di mana anda akan santai, produktif, dan tidak stress. Semoga berhasil!

Jadi, Bagaimana Rasanya Tinggal di “Barat”?

Mudah ditanya, tidak mudah dijawab.

Biar saya gambarkan dulu betapa sulitnya menjawab dengan membalik pertanyaan itu dan bertanya “Bagaimana rasanya tinggal di Indonesia?” Mungkin anda akan berkata bahwa seluruh pulau di sini berbeda, atau Jakarta berbeda dari tempat lain, dan toh semua tergantung dari kondisi ekonomi anda. Keluarga kaya yang tinggal di Jakarta mempunyai kehidupan yang betul-betul berbeda dari keluarga petani di Flores, misalnya.

Mungkin pertanyaan saya tadi perlu ditata ulang. Yang sebenarnya ingin anda ketahui adalah “Seperti apa rasanya buat saya, yang dibesarkan dan dididik di Indonesia, untuk tinggal dan belajar, atau bekerja, di London, atau Sydney? Atau kota besar lain di Amerika, Inggris, atau negara lain yang berbahasa Inggris?”

Sebagian dari jawabannya tergantung pada anda. Anda orang yang seperti apa? Apa yang senang anda lakukan? Makanan apa yang anda suka?

Lihat kan? Memang sulit untuk menjelaskan secara umum. Tapi barangkali saya bisa sedikit membantu dengan membuang beberapa kesalahpahaman yang umum.

Pertama, hanya karena negara-negara berbahasa Inggris punya ekonomi yang lebih maju dan angka GDP yang lebih tinggi, bukan berarti setiap warga negara di sana “kaya” menurut standar setempat. Ada perbedaan besar dalam hal kekayaan pribadi, sama seperti di Indonesia. Perbedaan ini tumbuh semakin besar selama dua dekade terakhir, dan rakyat miskin menjadi semakin miskin sementara yang kaya semakin kaya. Anda pasti akan melihat orang-orang yang tinggal di jalanan di kota besar manapun, dan ini mungkin mengejutkan bagi anda.

Kedua, tidak semua orang di negara tujuan anda akan memiliki tingkat pendidikan yang sama dengan anda. Kalau anda lulusan universitas, hanya kurang dari setengah penduduk di negara manapun yang anda tuju yang punya gelar. Bahasa Inggris mereka mungkin lebih baik, tapi banyak juga yang tidak karena mereka juga baru tiba di negara itu!

Kesehatan adalah masalah ketiga. Orang-orang di negara yang anda datangi memiliki sistem kesehatan sendiri, yang memberi mereka usia harapan hidup tinggi dan akses cepat untuk mendapatkan perawatan. Tetapi sejauh mana anda bisa menggunakan fasilitas kesehatan ini perlu anda ketahui dulu dengan jelas sebelum anda berangkat. Standar pengobatan di Barat sangat tinggi, tapi biaya tidak murah. Anda perlu tahu siapa yang akan membayar perawatan anda kalau anda sakit, atau mengalami kecelakaan.

Poin keempat ada hubungannya dengan Bahasa Inggris itu sendiri. Anda akan mengetahui sejauh  mana bahasa Inggris yang sudah anda capai. Anda mungkin berharap bahwa anda akan siap berkomunikasi dengan warga setempat dalam bahasa Inggris.

Oops! Tidak juga. Sebetulnya, di Indonesia semua penutur asli bahasa Inggris yang pernah anda ajak bicara sudah terbiasa berkomunikasi dengan orang Indonesia yang memakai bahasa Inggris. Kemungkinan besar mereka memahami kesulitan rutin yang dialami orang Indonesia dalam berbahasa Inggris, dan memakluminya. Pastinya, para penutur asli ini dengan sengaja menggunakan bahasa Inggris yang sederhana, tanpa slang, gurauan, atau istilah khusus.

Di negara yang anda tuju, sangat jarang sekali warga lokal yang berpengalaman berkomunikasi dengan penutur bukan asli. Mereka akan banyak menggunakan slang atau singkatan, dan mungkin dengan aksen yang kuat. Mereka tidak akan tahu betapa sulitnya bagi anda memahami mereka, dan barangkali akan merasa kesal kalau anda tidak bisa mengikuti perkataan mereka dengan mudah. (Di Inggris, kadang orang berbicara keras kepada orang asing, seolah-olah orang asing itu tuli, padahal sebenarnya ia tidak mengenal ragam bahasa Inggris yang digunakan!)

Jadi, bersiaplah membiasakan diri mendengar warga setempat selama beberapa hari atau minggu. Pada akhirnya, anda akan lancar berbicara, tapi mungkin butuh waktu.

Sayangnya, masih ada ratusan hal yang bisa saya bicarakan. Bahkan tulisan singkat bukan cara untuk menjawab pertanyaan seperti yang ada di judul artikel ini. Kalau anda akan tinggal dan bekerja atau belajar di negara yang berbahasa Inggris, persiapan anda harus mencakup sesi tanya jawab tatap-muka dengan seseorang yang tahu tantangan yang akan anda hadapi. Kalau anda tinggal di Jakarta, atau bisa datang ke Jakarta, tim Aim akan dengan senang hati membantu menyusun rencana transisi anda dan  memberi kejelasan tentang apa yang anda ingin tahu, sambil membantu meningkatkan bahasa Inggris anda.

Outsourcing (versi Bahasa Indonesia

Dahulu kala, para ahli teori bisnis berpikir bahwa pekerjaan mereka adalah mengenai efisiensi dan sama sekali bukan mengenai politik. Mereka berpikir bahwa outsourcing (alih daya) merupakan sebuah gagasan yang sangat bagus karena dengan outsourcing sebuah perusahaan hanya perlu berfokus pada keahlian mereka saja (atau paling tidak begitu yang mereka pikir!) sambil membayar orang lain untuk melakukan berbagai macam pekerjaan yang perlu diselesaikan, di mana pekerjaan tersebut bukanlah bisnis inti mereka. Contoh pekerjaan ini misalnya periklanan, biasanya dikerjakan oleh spesialis kontrak, atau kebersihan, kantin, dan travel.

Saat ini di Amerika dan Eropa, sebagian kalangan memandang outsourcing sebagai ide kejam yang dirancang oleh kapitalis serakah untuk mengurangi lapangan pekerjaan di perusahaan, atau yang lebih mengerikan lagi – mengirimkan pegawai mereka ke negara-negara asing yang tidak layak. Serikat Buruh menentang hal semacam ini. Bahkan pemerintah Amerika Serikat sependapat dengan retorika populis yang bertujuan melestarikan “Lowongan kerja Amerika hanya untuk orang Amerika.”

Kenyataannya, teori yang selama ini ada memang benar dan pendapat para populis barat justru salah arah. Contoh yang ditampilkan oleh negara-negara Asia telah membuktikan hal ini.

Kunci keberhasilan ekonomi nasional suatu negara ternyata terletak pada keberhasilan bisnis-bisnis yang dijalankan oleh negara tersebut. Coba lihat apa yang terjadi di India, Cina, dan Vietnam selama beberapa dekade terakhir setelah pemerintah mereka mengurangi kontrol pusat dan menetapkan kebebasan berbisnis. Selain itu, keberhasilan bisnis juga tergantung pada produktivitas. Bahkan pada situasi tenaga kerja murah, perusahaan yang paling sukses adalah perusahaan yang paling produktif. Pada akhirnya, perusahaan yang paling produktif adalah perusahaan yang paling internasional. Perusahaan semacam inilah yang paling terbuka terhadap ide-ide baru dalam teknologi atau manajemen. Dan merekalah yang kemungkinan besar akan ikut ambil bagian dalam rantai produksi internasional, yang merupakan salah satu fitur perekonomian Asia. Merekalah penguasa outsourcing!

Dalam bentuk yang paling sederhana, motto bisnis lama “fokuslah pada bidang keahlian Anda” benar-benar berhasil di dunia bisnis sekarang ini, selama bisnis yang dijalankan juga bekerja keras untuk meningkatkan produktivitasnya. Pelatihan merupakan salah satu faktor sumber daya yang memainkan peranan penting dalam meningkatkan produktivitas di bidang teknologi, praktek bisnis, maupun komunikasi. Pelatihan juga merupakan suatu bidang di mana outsourcing dapat memberikan keuntungan yang besar, terutama di bidang pelatihan bahasa yang membutuhkan spesialis dengan cara kerja yang berbeda dengan hasil yang maksimal.

Di Jakarta ada sekolah bahasa Inggris yang selama 5 tahun terakhir ini telah memantapkan diri sebagai penyedia pelatihan bahasa Inggris terkemuka untuk berbagai macam perusahaan. Sekolah bahasa Inggris tersebut telah dipercaya oleh banyak perusahaan swasta terkemuka serta perusahaan milik negara, departemen-departemen pemerintah, dan LSM untuk memberikan pelatihan bahasa Inggris dengan kualitas terbaik, sehingga merekapun memperoleh hasil yang terbaik pula. AIM for English adalah sebuah kisah sukses di Indonesia dalam bidang outsourcing.

Penilaian Kinerja – Empat Tips Melakukan Penilaian Yang Lebih Baik

Penilaian ini sering dikenal dengan istilah “penilaian tahunan” atau “penilaian kinerja”. Istilah manapun yang dipakai, penilaian kinerja merupakan sebuah percakapan yang terstruktur antara atasan dan bawahan mengenai hasil kerja bawahan. Penilaian kinerja merupakan suatu percakapan penting karena dalam percakapan tersebut seorang karyawan dengan kinerja kurang baik akan diberikan kesempatan untuk memperbaiki kinerjanya dan memberikan penegasan kepada karyawan yang berprestasi tinggi bahwa kerja keras mereka diakui dan dihargai. Dan yang paling penting, dalam penilaian kinerja, karyawan akan mengetahui persis di mana kedudukan mereka dilihat dari sudut pandang organisasi.

Penilaian tahunan mempunyai aturan baku selama bertahun-tahun. Meskipun demikian, sangat mengherankan bahwa penilaian tahunan tersebut jarang dilaksanakan dengan baik, bahkan ada kalanya penilaian tahunan sama sekali tidak dilaksanakan.

Salah satu kendala dalam melaksanakan penilaian tahunan adalah bahwa kegiatan ini memerlukan kehadiran kedua belah pihak di sela-sela kesibukan dan tekanan kerja yang mereka hadapi untuk meluangkan waktu dan berpikir mengenai kinerja karyawan. Kemudian mereka juga harus meluangkan waktu untuk wawancara, pelaksanaan, mencatat beberapa hal untuk disampaikan, dan memeriksa dokumen-dokumen yang ada untuk memastikan bahwa kedua belah pihak mengetahui hal yang sama. Entah mengapa penilaian kinerja tahunan seringkali ditunda, dilupakan, atau bahkan dilakukan dengan terburu-buru dan tanpa persiapan. Dan semakin banyak jumlah bawahan yang dimiliki oleh seorang manajer, maka semakin besar kemungkinan bahwa seluruh proses penilaian yang dilakukan akan menjadi sebuah kesempatan yang terbuang sia-sia.

Kendala lainnya adalah bahwa para atasan biasanya tidak dilatih sama sekali untuk melaksanakan penilaian tahunan. Akan lebih mudah bagi seorang manajer untuk memendam kritik terhadap bawahannya karena khawatir akan kemungkinan timbulnya konflik. Atau bahkan sebaliknya, atasan  bersikap terlalu kritis dan konfrontatif karena khawatir akan dipandang lemah oleh bawahannya. Yang sulit justru mencari jalan tengah dalam memberikan kritik yang membangun, yang dapat menunjukkan kepada karyawan mengenai hal-hal yang kurang baik sehingga mereka punya kesempatan untuk memperbaikinya.

Jadi bagaimana kita bisa melakukan penilaian kinerja dengan lebih baik? Jika Anda seorang manajer, artikel singkat ini tidak akan menyelesaikan semua masalah Anda, tapi mungkin tips berikut ini akan memberikan kepada Anda sesuatu untuk dipikirkan.

Tip 1 Pikirkanlah secara matang sebelum Anda melakukan penilaian. Jangan hanya meluangkan 30 menit dari waktu Anda sebelum bertemu dengan karyawan Anda! Buatlah beberapa catatan, tetapi jangan menulis laporan penilaian kinerja sebelum Anda selesai bertemu dengan karyawan Anda karena kegiatan ini dimaksudkan untuk melibatkan kedua belah pihak.

Tip 2 Jika Anda bermaksud kritis, pastikan Anda terinci. Jangan membuat pernyataan yang terlalu umum tanpa dibarengi dengan beberapa contoh nyata mengenai hal yang ingin Anda kritik. Sampaikan kritik Anda dengan cara yang netral, tanpa emosi, dan jangan sampai Anda terjebak dalam emosi yang ditunjukkan oleh karyawan Anda. Berikan saran kepada karyawan Anda untuk memperbaiki diri dan kinerja mereka sesuai dengan harapan Anda.

Tip 3 Ikuti perkembangan dari penilaian kinerja yang telah dilaksanakan. Pastikan bahwa Anda mengambil tindakan yang sesuai dengan hal-hal yang telah Anda tetapkan. Pastikan pula bahwa Anda memonitor perkembangan karyawan Anda, apakah karyawan tersebut memperbaiki kinerjanya sesuai dengan saran yang Anda berikan. Bila Anda melihat perubahan positif, maka berikanlah pujian dan penghargaan.

Tip 4 Penilaian kinerja memang dilakukan hanya satu kali dalam satu tahun. Meskipun demikian, komentar-komentar yang disampaikan oleh manajer semestinya bukanlah hal baru dan mengejutkan bagi karyawan. Dalam suatu praktek manajemen yang baik, setiap pemimpin harus dapat memastikan bahwa para bawahannya menyadari akan adanya pengawasan dan evaluasi manajer secara terus menerus terhadap kinerja mereka. Sehingga dalam hal ini, penilaian kinerja tahunan hanyalah merupakan penegasan dari hal-hal yang sudah diketahui oleh karyawan.

Terakhir, jika manajer Anda dan Anda memiliki bahasa ibu yang berbeda, dan penilaian kinerja Anda akan dilakukan dalam bahasa yang Anda kurang mengerti, maka berhati-hatilah! Terutama jika bahasa yang akan digunakan adalah bahasa Inggris, karena bahasa Inggris adalah bahasa yang mempunyai banyak nuansa makna. Penilaian terhadap kinerja Anda adalah sebuah percakapan penting, dan Anda harus bisa menggunakan kata-kata yang tepat.

Untungnya, jika Anda tinggal di Jakarta, AIM mempunyai guru-guru penutur asli bahasa Inggris yang profesional, yang dengan senang hati akan membantu Anda mempersiapkan diri menghadapi penilaian kinerja tahunan Anda dan memastikan bahwa Anda benar-benar memahami kosakata yang akan Anda gunakan dalam percakapan bahasa Inggris.

Tip Untuk Belajar Kosa Kata Bahasa Inggris

Belajar banyak kosa kata baru merupakan suatu hal yang penting dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Namun, seperti yang sebagian besar dari kalian mungkin sadari, hal tersebut bisa juga menjadi suatu hal yang membosankan. Artikel ini akan membahas beberapa cara yang menyenangkan dalam mempelajari kosa kata baru sehingga dapat membantu menguasai bahasa Inggris lebih cepat.
Setiap orang unik dan mempunyai caranya masing-masing dalam belajar. Cobalah beberapa metode di bawah ini dan terus lakukan metode yang menurut kamu paling menyenangkan atau efektif, atau kamu bisa menerapkan berbagai macam metode sehingga kamu tidak mudah bosan!
Sebelum kita mulai, penting untuk kamu ketahui bahwa siswa belajar kosa kata melalui dua cara:
1. “Secara kebetulan”. Ini berarti bahwa siswa belajar dengan atau tanpa disadari menggunakan ‘petunjuk konteks’ ketika mereka membaca maupun mendengar.
2. “Belajar langsung”. Dalam hal ini siswa memang berusaha untuk mempelajari kosa kata baru.
Artikel ini akan membahas mengenai belajar langsung, yang merupakan cara yang lebih efektif di antara keduanya.

Kosa kata mana yang harus dipelajari?

Kamu tidak bisa mempelajari setiap kata yang kamu dengar dan baca setiap hari. Jadi, kosa kata apa yang penting untuk kamu pelajari?
pelajari kosa kata yang penting dan terkait dengan bidang studi atau bidang kerjamu.
pelajari kosa kata yang kamu baca atau dengar terus menerus.
jangan pelajari terlalu banyak kosa kata yang tidak lazim dan tidak berguna.

4 Metode Terbaik:

1. Lihat, Tutup, Tebak, Cek

Inilah cara belajar kosa kata yang diterapkan pada anak-anak. Kamu bisa membuatnya lebih menarik dengan menggunakan berbagai macam warna. Misalnya dengan membuat  daftar tulisan seperti di bawah ini, dengan menggunakan berbagai macam warna silih berganti dari atas hingga bawah dan memastikan bahwa setiap baris menonjol:

meja    =  table
kulkas  =  fridge
mobil   =  car
pohon   =  tree

Kemudian tutuplah kolom kosa kata bahasa Inggris dengan selembar kertas. Geser kertas ke bawah setiap kamu menerjemahkan kata per kata dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Kemudian ulangi kegiatan yang sama namun kali ini dengan menutupi kolom bahasa Indonesia.

2. Catatan tempel (Post-Its)

Temukan sebanyak mungkin kata maupun frase yang ingin kamu pelajari. Tulislah setiap kata atau frase tersebut pada sebuah catatan tempel dan, jika kamu bisa, sertakanlah gambar yang dapat membantumu memvisualisasikan kata atau frase tersebut. Tempelkan catatanmu di sekitar rumah atau kantormu, pada tempat-tempat yang biasa kamu lihat setiap hari (di pintu, dekat saklar lampu, dekat telpon, di samping komputer, atau bahkan di toples kue). Setiap kamu lihat salah satu dari catatanmu, ucapkanlah kata yang telah kamu tulis tersebut. Lakukan hal ini setiap saat. Kemudian setelah beberapa hari, gantilah dengan kata-kata lainnya. Cara ini merupakan strategi belajar yang sangat efektif bagi sebagian orang.

3. Kartu flash

Cara ini merupakan metode favorit bagi mereka yang sedang belajar bahasa. Biasanya kartu-kartu kosong berwarna ini digabungkan menjadi satu dengan menggunakan ring. Caranya gampang. Tulis kata bahasa Inggris pada satu sisi dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia di sisi lainnya. Tulis sebanyak mungkin sesuai kemauanmu. Banyak hal yang bisa dilakukan dengan menggunakan kartu-kartu tersebut, termasuk strategi berikut ini:
1.Buat tumpukan kartu dengan menggunakan 15 kartu, di mana kata dalam bahasa Inggrisnya menghadap ke atas.
2.Ambil kartu pertama dan tebak artinya dalam bahasa Indonesia.
3.Cek apakah kamu benar. Jika kamu benar, sisihkan kartu tersebut ke tumpukan ‘kartu benar’. Jika kamu salah, letakkan kartu tersebut di bawah tumpukan kartu utama.
4.Lanjutkan kegiatan ini hingga semua 15 kartu tersebut berada di tumpukan ‘kartu benar’.
Metode ini merupakan cara positif dalam belajar kosa kata baru. Kamu harus menebak dengan benar atau jika salah, kamu harus terus mencoba hingga tebakanmu benar sehingga kamu tidak pernah salah lagi!

4. Rekamlah suaramu

Perekam suara yang terdapat di hampir setiap jenis komputer maupun telpon genggam dapat membantumu belajar kosa kata baru dengan sangat mudah dan nyaman. Rekamlah suaramu ketika mengucapkan kosa kata bahasa Inggris, kemudian diikuti dengan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Kamu dapat menggunakan rekaman ini sebagai ‘kartu flash bersuara’; tekan pause setelah setiap kata bahasa Inggris dan tebaklah artinya dalam bahasa Indonesia.

Apa yang harus kamu ketahui tentang kosa kata yang kamu pelajari

Mempelajari arti dari setiap kata baru hanyalah merupakan langkah pertama. Kamu harus juga mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
– ejaan
– pengucapan
– infleksi (bentuk kata benda, kata kerja, kata sifat dan kata keterangan yang berbeda-beda)
– kolokasi (yaitu  kata lain apa yang sering digunakan dengan kosa kata tersebut)
– formal atau informal
Para penutur asli bahasa Inggris mempelajari hal-hal diatas dengan cara mendengar dan membacanya berulang-ulang. Kamu pun harus melakukan hal yang sama!

Tip Terakhir – Pelajari kata baru paling tidak dua kali!

Jika suatu hari kamu sedang duduk-duduk dan mempelajari sepuluh kata baru, kemungkinan yang terjadi adalah kamu akan melupakan sebagian besar dari kata-kata tersebut dalam waktu satu minggu. Hal ini terjadi karena kata-kata tersebut hanya tersimpan dalam memori jangka pendek. Coba untuk mempelajari ulang kata-kata tersebut setelah satu minggu. Kali ini akan lebih cepat daripada pertama kali kamu mengenal kosa kata tersebut, dan ini berarti kosa kata tersebut tersimpan di dalam memori jangka panjang dan akan dapat dengan mudah kamu ingat di masa depan.

Bagaimana Merencanakan Karir Anda; Enam Tip Bagi si Ambisius

Karir tidak terjadi begitu saja dan sukses perlu direncanakan. Itulah pesan dari artikel pendek ini. Beberapa orang berencana membangun karir mereka setinggi langit namun tidak menghasilkan apa-apa, bukan? Atau mungkin mereka terlalu lihai dalam menyembunyikan kerja keras yang mereka lakukan? Orang yang punya bakat memiliki pilihan yang mutlak: apakah Anda ingin duduk santai saja dan melihat apa yang terjadi, atau Anda membuat rencana dan bertujuan meraih sesuatu. Kit anggap saja duduk santai bukanlah pilihan Anda.

Tip satu: buatlah sebuah rencana.

Pikirkan tujuan-tujuan pribadi Anda dan buatlah rencana untuk meraih tujuan-tujuan tersebut.

Perlu diingat bahwa perencanaan merupakan bagian dari proses, dan ini berlaku baik di dunia bisnis maupun rencana pribadi Anda. Jika Anda benar-benar memikirkan hal-hal yang ingin Anda capai, dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan, maka Anda akan bertindak secara pintar untuk menghadapi kenyataan apapun dalam hidup Anda.

Tip dua: tulis rencana Anda.

Ingatlah sebuah moto bisnis klasik – “jika tidak tertulis, maka tidak terjadi”. Dalam hal ini, jika Anda tidak menuliskan rencana pribadi Anda, maka Anda tidak menganggapnya sebagai suatu hal yang serius.

Tip tiga: jangan mengandalkan orang lain untuk melakukan perencanaan Anda.

Perusanaan-perusaan besar biasanya memiliki fungsi “perencanaan karir” yang membantu para karyawan mencapai harapan di masa yang akan datang.

Jika Anda memutuskan untuk bergabung dengan sebuah perusahaan besar, pastikan bahwa kebutuhan pribadi Anda dan kebutuhan perusahaan cocok satu sama lain. Misalnya, jika Anda ingin bepergian keliling dunia tetapi perusahaan menginginkan Anda untuk tetap tinggal di dalam negeri, maka lebih baik Anda berpikir dua kali sebelum memutuskan untuk bergabung dengan perusahaan tersebut. Jangan mengambil keputusan jangka pendek, atau hanya disebabkan oleh nama besar perusahaan, pastikan bahwa Anda mempunyai tujuan yang jelas atau Anda akan menyesal di kemudian hari.

Tip empat: jujur kepada diri sendiri.

Perencanaan ini hanya antara Anda dan diri Anda sendiri! Jadi buatlah sebuah penilaian yang jujur terhadap kekuatan dan kelemahan Anda. Setelah itu, pastikan bahwa Anda mempunyai cukup kekuatan untuk meraih tujuan Anda. Kemungkinan lainnya adalah bahwa Anda harus memperbaiki dulu kelemahan Anda.

Tip lima: ambil tindakan sekarang juga.

Semua orang sukses berorientasi pada tindakan. Mereka mempunyai reputasi baik karena selalu menyelesaikan semua pekerjaan dengan tuntas. Jangan ragu membuat keputusan cepat jika memang dibutuhkan. Kadang kala ada baiknya melakukan suatu hal dengan benar pada hari ini juga daripada melakukannya bulan depan.

Tetapi jika Anda mempunyai cukup waktu, maka pergunakanlah dengan bijaksana. Jangan menunda apapun hingga pada menit-menit terakhir baru kemudian membuat keputusan cepat!

Tip enam: waspada dan berjaga-jagalah.

Sudah merupakan hukum universal bahwa perencanaan terbaikpun bisa saja meleset dalam dunia nyata. Banyak hal yang tidak bisa Anda antisipasi. Tetapi lihat kembali tip satu diatas. Jika Anda telah membuat rencana kemudian mengambil langkah-langkah yang sesuai, maka Anda akan dapat dengan cepat mengambil tindakan untuk memanfaatkan kejadian tak terduga tersebut. Anda akan berada pada posisi untuk menilai resiko yang ada, dan kemudian mengambil tindakan.

Dan akhirnya, perlu diingat bahwa bahasa Inggris adalah bahasa Internasional dalam dunia bisnis, media, dan akademik. Anda bisa saja “selamat” dengan bahasa Inggris yang pas-pasan, tetapi untuk mencapai posisi “aman”, Anda harus mampu membaca, menulis dan berbicara bahasa Inggris dengan baik. Tim dari Aim ada untuk membantu Anda. Hubungi kami sekarang juga untuk memberikan penilaian terhadap Anda.