Penilaian Kinerja – Empat Tips Melakukan Penilaian Yang Lebih Baik

Penilaian ini sering dikenal dengan istilah “penilaian tahunan” atau “penilaian kinerja”. Istilah manapun yang dipakai, penilaian kinerja merupakan sebuah percakapan yang terstruktur antara atasan dan bawahan mengenai hasil kerja bawahan. Penilaian kinerja merupakan suatu percakapan penting karena dalam percakapan tersebut seorang karyawan dengan kinerja kurang baik akan diberikan kesempatan untuk memperbaiki kinerjanya dan memberikan penegasan kepada karyawan yang berprestasi tinggi bahwa kerja keras mereka diakui dan dihargai. Dan yang paling penting, dalam penilaian kinerja, karyawan akan mengetahui persis di mana kedudukan mereka dilihat dari sudut pandang organisasi.

Penilaian tahunan mempunyai aturan baku selama bertahun-tahun. Meskipun demikian, sangat mengherankan bahwa penilaian tahunan tersebut jarang dilaksanakan dengan baik, bahkan ada kalanya penilaian tahunan sama sekali tidak dilaksanakan.

Salah satu kendala dalam melaksanakan penilaian tahunan adalah bahwa kegiatan ini memerlukan kehadiran kedua belah pihak di sela-sela kesibukan dan tekanan kerja yang mereka hadapi untuk meluangkan waktu dan berpikir mengenai kinerja karyawan. Kemudian mereka juga harus meluangkan waktu untuk wawancara, pelaksanaan, mencatat beberapa hal untuk disampaikan, dan memeriksa dokumen-dokumen yang ada untuk memastikan bahwa kedua belah pihak mengetahui hal yang sama. Entah mengapa penilaian kinerja tahunan seringkali ditunda, dilupakan, atau bahkan dilakukan dengan terburu-buru dan tanpa persiapan. Dan semakin banyak jumlah bawahan yang dimiliki oleh seorang manajer, maka semakin besar kemungkinan bahwa seluruh proses penilaian yang dilakukan akan menjadi sebuah kesempatan yang terbuang sia-sia.

Kendala lainnya adalah bahwa para atasan biasanya tidak dilatih sama sekali untuk melaksanakan penilaian tahunan. Akan lebih mudah bagi seorang manajer untuk memendam kritik terhadap bawahannya karena khawatir akan kemungkinan timbulnya konflik. Atau bahkan sebaliknya, atasan  bersikap terlalu kritis dan konfrontatif karena khawatir akan dipandang lemah oleh bawahannya. Yang sulit justru mencari jalan tengah dalam memberikan kritik yang membangun, yang dapat menunjukkan kepada karyawan mengenai hal-hal yang kurang baik sehingga mereka punya kesempatan untuk memperbaikinya.

Jadi bagaimana kita bisa melakukan penilaian kinerja dengan lebih baik? Jika Anda seorang manajer, artikel singkat ini tidak akan menyelesaikan semua masalah Anda, tapi mungkin tips berikut ini akan memberikan kepada Anda sesuatu untuk dipikirkan.

Tip 1 Pikirkanlah secara matang sebelum Anda melakukan penilaian. Jangan hanya meluangkan 30 menit dari waktu Anda sebelum bertemu dengan karyawan Anda! Buatlah beberapa catatan, tetapi jangan menulis laporan penilaian kinerja sebelum Anda selesai bertemu dengan karyawan Anda karena kegiatan ini dimaksudkan untuk melibatkan kedua belah pihak.

Tip 2 Jika Anda bermaksud kritis, pastikan Anda terinci. Jangan membuat pernyataan yang terlalu umum tanpa dibarengi dengan beberapa contoh nyata mengenai hal yang ingin Anda kritik. Sampaikan kritik Anda dengan cara yang netral, tanpa emosi, dan jangan sampai Anda terjebak dalam emosi yang ditunjukkan oleh karyawan Anda. Berikan saran kepada karyawan Anda untuk memperbaiki diri dan kinerja mereka sesuai dengan harapan Anda.

Tip 3 Ikuti perkembangan dari penilaian kinerja yang telah dilaksanakan. Pastikan bahwa Anda mengambil tindakan yang sesuai dengan hal-hal yang telah Anda tetapkan. Pastikan pula bahwa Anda memonitor perkembangan karyawan Anda, apakah karyawan tersebut memperbaiki kinerjanya sesuai dengan saran yang Anda berikan. Bila Anda melihat perubahan positif, maka berikanlah pujian dan penghargaan.

Tip 4 Penilaian kinerja memang dilakukan hanya satu kali dalam satu tahun. Meskipun demikian, komentar-komentar yang disampaikan oleh manajer semestinya bukanlah hal baru dan mengejutkan bagi karyawan. Dalam suatu praktek manajemen yang baik, setiap pemimpin harus dapat memastikan bahwa para bawahannya menyadari akan adanya pengawasan dan evaluasi manajer secara terus menerus terhadap kinerja mereka. Sehingga dalam hal ini, penilaian kinerja tahunan hanyalah merupakan penegasan dari hal-hal yang sudah diketahui oleh karyawan.

Terakhir, jika manajer Anda dan Anda memiliki bahasa ibu yang berbeda, dan penilaian kinerja Anda akan dilakukan dalam bahasa yang Anda kurang mengerti, maka berhati-hatilah! Terutama jika bahasa yang akan digunakan adalah bahasa Inggris, karena bahasa Inggris adalah bahasa yang mempunyai banyak nuansa makna. Penilaian terhadap kinerja Anda adalah sebuah percakapan penting, dan Anda harus bisa menggunakan kata-kata yang tepat.

Untungnya, jika Anda tinggal di Jakarta, AIM mempunyai guru-guru penutur asli bahasa Inggris yang profesional, yang dengan senang hati akan membantu Anda mempersiapkan diri menghadapi penilaian kinerja tahunan Anda dan memastikan bahwa Anda benar-benar memahami kosakata yang akan Anda gunakan dalam percakapan bahasa Inggris.

Tip Untuk Belajar Kosa Kata Bahasa Inggris

Belajar banyak kosa kata baru merupakan suatu hal yang penting dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Namun, seperti yang sebagian besar dari kalian mungkin sadari, hal tersebut bisa juga menjadi suatu hal yang membosankan. Artikel ini akan membahas beberapa cara yang menyenangkan dalam mempelajari kosa kata baru sehingga dapat membantu menguasai bahasa Inggris lebih cepat.
Setiap orang unik dan mempunyai caranya masing-masing dalam belajar. Cobalah beberapa metode di bawah ini dan terus lakukan metode yang menurut kamu paling menyenangkan atau efektif, atau kamu bisa menerapkan berbagai macam metode sehingga kamu tidak mudah bosan!
Sebelum kita mulai, penting untuk kamu ketahui bahwa siswa belajar kosa kata melalui dua cara:
1. “Secara kebetulan”. Ini berarti bahwa siswa belajar dengan atau tanpa disadari menggunakan ‘petunjuk konteks’ ketika mereka membaca maupun mendengar.
2. “Belajar langsung”. Dalam hal ini siswa memang berusaha untuk mempelajari kosa kata baru.
Artikel ini akan membahas mengenai belajar langsung, yang merupakan cara yang lebih efektif di antara keduanya.

Kosa kata mana yang harus dipelajari?

Kamu tidak bisa mempelajari setiap kata yang kamu dengar dan baca setiap hari. Jadi, kosa kata apa yang penting untuk kamu pelajari?
pelajari kosa kata yang penting dan terkait dengan bidang studi atau bidang kerjamu.
pelajari kosa kata yang kamu baca atau dengar terus menerus.
jangan pelajari terlalu banyak kosa kata yang tidak lazim dan tidak berguna.

4 Metode Terbaik:

1. Lihat, Tutup, Tebak, Cek

Inilah cara belajar kosa kata yang diterapkan pada anak-anak. Kamu bisa membuatnya lebih menarik dengan menggunakan berbagai macam warna. Misalnya dengan membuat  daftar tulisan seperti di bawah ini, dengan menggunakan berbagai macam warna silih berganti dari atas hingga bawah dan memastikan bahwa setiap baris menonjol:

meja    =  table
kulkas  =  fridge
mobil   =  car
pohon   =  tree

Kemudian tutuplah kolom kosa kata bahasa Inggris dengan selembar kertas. Geser kertas ke bawah setiap kamu menerjemahkan kata per kata dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Kemudian ulangi kegiatan yang sama namun kali ini dengan menutupi kolom bahasa Indonesia.

2. Catatan tempel (Post-Its)

Temukan sebanyak mungkin kata maupun frase yang ingin kamu pelajari. Tulislah setiap kata atau frase tersebut pada sebuah catatan tempel dan, jika kamu bisa, sertakanlah gambar yang dapat membantumu memvisualisasikan kata atau frase tersebut. Tempelkan catatanmu di sekitar rumah atau kantormu, pada tempat-tempat yang biasa kamu lihat setiap hari (di pintu, dekat saklar lampu, dekat telpon, di samping komputer, atau bahkan di toples kue). Setiap kamu lihat salah satu dari catatanmu, ucapkanlah kata yang telah kamu tulis tersebut. Lakukan hal ini setiap saat. Kemudian setelah beberapa hari, gantilah dengan kata-kata lainnya. Cara ini merupakan strategi belajar yang sangat efektif bagi sebagian orang.

3. Kartu flash

Cara ini merupakan metode favorit bagi mereka yang sedang belajar bahasa. Biasanya kartu-kartu kosong berwarna ini digabungkan menjadi satu dengan menggunakan ring. Caranya gampang. Tulis kata bahasa Inggris pada satu sisi dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia di sisi lainnya. Tulis sebanyak mungkin sesuai kemauanmu. Banyak hal yang bisa dilakukan dengan menggunakan kartu-kartu tersebut, termasuk strategi berikut ini:
1.Buat tumpukan kartu dengan menggunakan 15 kartu, di mana kata dalam bahasa Inggrisnya menghadap ke atas.
2.Ambil kartu pertama dan tebak artinya dalam bahasa Indonesia.
3.Cek apakah kamu benar. Jika kamu benar, sisihkan kartu tersebut ke tumpukan ‘kartu benar’. Jika kamu salah, letakkan kartu tersebut di bawah tumpukan kartu utama.
4.Lanjutkan kegiatan ini hingga semua 15 kartu tersebut berada di tumpukan ‘kartu benar’.
Metode ini merupakan cara positif dalam belajar kosa kata baru. Kamu harus menebak dengan benar atau jika salah, kamu harus terus mencoba hingga tebakanmu benar sehingga kamu tidak pernah salah lagi!

4. Rekamlah suaramu

Perekam suara yang terdapat di hampir setiap jenis komputer maupun telpon genggam dapat membantumu belajar kosa kata baru dengan sangat mudah dan nyaman. Rekamlah suaramu ketika mengucapkan kosa kata bahasa Inggris, kemudian diikuti dengan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Kamu dapat menggunakan rekaman ini sebagai ‘kartu flash bersuara’; tekan pause setelah setiap kata bahasa Inggris dan tebaklah artinya dalam bahasa Indonesia.

Apa yang harus kamu ketahui tentang kosa kata yang kamu pelajari

Mempelajari arti dari setiap kata baru hanyalah merupakan langkah pertama. Kamu harus juga mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
– ejaan
– pengucapan
– infleksi (bentuk kata benda, kata kerja, kata sifat dan kata keterangan yang berbeda-beda)
– kolokasi (yaitu  kata lain apa yang sering digunakan dengan kosa kata tersebut)
– formal atau informal
Para penutur asli bahasa Inggris mempelajari hal-hal diatas dengan cara mendengar dan membacanya berulang-ulang. Kamu pun harus melakukan hal yang sama!

Tip Terakhir – Pelajari kata baru paling tidak dua kali!

Jika suatu hari kamu sedang duduk-duduk dan mempelajari sepuluh kata baru, kemungkinan yang terjadi adalah kamu akan melupakan sebagian besar dari kata-kata tersebut dalam waktu satu minggu. Hal ini terjadi karena kata-kata tersebut hanya tersimpan dalam memori jangka pendek. Coba untuk mempelajari ulang kata-kata tersebut setelah satu minggu. Kali ini akan lebih cepat daripada pertama kali kamu mengenal kosa kata tersebut, dan ini berarti kosa kata tersebut tersimpan di dalam memori jangka panjang dan akan dapat dengan mudah kamu ingat di masa depan.

Bagaimana Merencanakan Karir Anda; Enam Tip Bagi si Ambisius

Karir tidak terjadi begitu saja dan sukses perlu direncanakan. Itulah pesan dari artikel pendek ini. Beberapa orang berencana membangun karir mereka setinggi langit namun tidak menghasilkan apa-apa, bukan? Atau mungkin mereka terlalu lihai dalam menyembunyikan kerja keras yang mereka lakukan? Orang yang punya bakat memiliki pilihan yang mutlak: apakah Anda ingin duduk santai saja dan melihat apa yang terjadi, atau Anda membuat rencana dan bertujuan meraih sesuatu. Kit anggap saja duduk santai bukanlah pilihan Anda.

Tip satu: buatlah sebuah rencana.

Pikirkan tujuan-tujuan pribadi Anda dan buatlah rencana untuk meraih tujuan-tujuan tersebut.

Perlu diingat bahwa perencanaan merupakan bagian dari proses, dan ini berlaku baik di dunia bisnis maupun rencana pribadi Anda. Jika Anda benar-benar memikirkan hal-hal yang ingin Anda capai, dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan, maka Anda akan bertindak secara pintar untuk menghadapi kenyataan apapun dalam hidup Anda.

Tip dua: tulis rencana Anda.

Ingatlah sebuah moto bisnis klasik – “jika tidak tertulis, maka tidak terjadi”. Dalam hal ini, jika Anda tidak menuliskan rencana pribadi Anda, maka Anda tidak menganggapnya sebagai suatu hal yang serius.

Tip tiga: jangan mengandalkan orang lain untuk melakukan perencanaan Anda.

Perusanaan-perusaan besar biasanya memiliki fungsi “perencanaan karir” yang membantu para karyawan mencapai harapan di masa yang akan datang.

Jika Anda memutuskan untuk bergabung dengan sebuah perusahaan besar, pastikan bahwa kebutuhan pribadi Anda dan kebutuhan perusahaan cocok satu sama lain. Misalnya, jika Anda ingin bepergian keliling dunia tetapi perusahaan menginginkan Anda untuk tetap tinggal di dalam negeri, maka lebih baik Anda berpikir dua kali sebelum memutuskan untuk bergabung dengan perusahaan tersebut. Jangan mengambil keputusan jangka pendek, atau hanya disebabkan oleh nama besar perusahaan, pastikan bahwa Anda mempunyai tujuan yang jelas atau Anda akan menyesal di kemudian hari.

Tip empat: jujur kepada diri sendiri.

Perencanaan ini hanya antara Anda dan diri Anda sendiri! Jadi buatlah sebuah penilaian yang jujur terhadap kekuatan dan kelemahan Anda. Setelah itu, pastikan bahwa Anda mempunyai cukup kekuatan untuk meraih tujuan Anda. Kemungkinan lainnya adalah bahwa Anda harus memperbaiki dulu kelemahan Anda.

Tip lima: ambil tindakan sekarang juga.

Semua orang sukses berorientasi pada tindakan. Mereka mempunyai reputasi baik karena selalu menyelesaikan semua pekerjaan dengan tuntas. Jangan ragu membuat keputusan cepat jika memang dibutuhkan. Kadang kala ada baiknya melakukan suatu hal dengan benar pada hari ini juga daripada melakukannya bulan depan.

Tetapi jika Anda mempunyai cukup waktu, maka pergunakanlah dengan bijaksana. Jangan menunda apapun hingga pada menit-menit terakhir baru kemudian membuat keputusan cepat!

Tip enam: waspada dan berjaga-jagalah.

Sudah merupakan hukum universal bahwa perencanaan terbaikpun bisa saja meleset dalam dunia nyata. Banyak hal yang tidak bisa Anda antisipasi. Tetapi lihat kembali tip satu diatas. Jika Anda telah membuat rencana kemudian mengambil langkah-langkah yang sesuai, maka Anda akan dapat dengan cepat mengambil tindakan untuk memanfaatkan kejadian tak terduga tersebut. Anda akan berada pada posisi untuk menilai resiko yang ada, dan kemudian mengambil tindakan.

Dan akhirnya, perlu diingat bahwa bahasa Inggris adalah bahasa Internasional dalam dunia bisnis, media, dan akademik. Anda bisa saja “selamat” dengan bahasa Inggris yang pas-pasan, tetapi untuk mencapai posisi “aman”, Anda harus mampu membaca, menulis dan berbicara bahasa Inggris dengan baik. Tim dari Aim ada untuk membantu Anda. Hubungi kami sekarang juga untuk memberikan penilaian terhadap Anda.

3 Hal Yang Harus Diketahui Mahasiswa Untuk Lulus Ujian

Apakah kamu akan menghadapi ujian? Atau mungkin kamu berencana melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi dan kamu tahu bahwa kamu akan menghadapi banyak ujian di tahun-tahun mendatang? Bacalah artikel berikut ini.

Kamu tentu saja sudah tahu tujuan dari diadakannya ujian. Ujian merupakan suatu sarana bagi perguruan tinggi untuk memastikan bahwa mereka hanya akan memberikan kualifikasi kepada para mahasiswa yang pantas mendapatkannya, yaitu mahasiswa yang rajin menghadiri kuliah, mempelajari materi-materi yang telah diajarkan, sehingga pantas untuk mendapatkan gelar tertentu. Ujian juga dapat berfungsi sebagai dasar dalam menentukan pembagian kelas sesuai dengan level dan kemampuan mahasiswa.

Jadi, simaklah nasehat pertama berikut ini. Meskipun sudah jelas, perlu diingat kembali bahwa untuk lulus ujian kamu harus mendalami materi yang kamu pelajari! Kamu harus mengerjakan tugas, membaca buku-buku, memikirkan teorinya, dan mempelajari data-data yang ada. Kamu harus melakukan hal-hal tersebut sejak Hari Pertama kamu masuk kuliah karena jika kamu menundanya sampai sebelum masa ujian atau beberapa bulan sebelum ujian, maka kamu kehilangan kesempatan yang ada. Masalahnya, kampus adalah sebuah tempat yang menyenangkan! Orang baru, lingkungan baru, kebebasan baru; sehingga mudah sekali bagimu untuk melupakan tugasmu sebagai seorang mahasiswa. Jadi jika kamu menganggap bahwa ujian itu penting, pastikan bahwa kamu mencantumkan jadwal belajar di dalam agenda harianmu sebelum kamu mengalokasikan waktu untuk bersenang-senang.

Selanjutnya, revisi  semua materi yang telah kamu pelajari. Dengan kata lain, kamu harus mempelajari ulang materi-materi yang telah kamu dapatkan dan memastikan bahwa kamu siap untuk menjawab pertanyaan. Kamu juga harus merencanakan waktu tertentu untuk revisi materi dan jangan tunda terlalu lama. Sebaiknya kamu merevisi dua hal baru yang kamu dapatkan selama jangka waktu kuliah satu bulan! Dan memang betul, seorang mahasiswa dengan kemampuan rata-rata butuh beberapa kali revisi untuk benar-benar medalami suatu materi baru, sehingga ketika tiba waktumu untuk mengadapi ujian maka kamu sudah membaca catatanmu berulang kali.

Jadi, kamu sudah mengerjakan tugas, menghadiri kuliah, dan merevisi catatanmu. Pada saat ini hanya tinggal ujian dan nilai yang kamu inginkan. Kamu tentu saja sudah mengetahui dasar-dasar teknik dalam mengerjakan ujian. Kamu tahu bagaimana membaca setiap soal dengan teliti, mengalokasikan waktu dalam ujian sesuai dengan muatan nilai dari masing-masing bagian, menulis dengan jelas, dan seterusnya, dan lain sebagainya…

Tapi mungkin ada satu hal yang belum pernah kamu ketahui sebelumnya and mungkin tidak kamu percayai. Pada saat ujian, kamu harus dalam keadaan segar dan bersemangat. Ini tidak akan terjadi jika kamu merevisi materi kuliahmu pada malam sebelum ujian. Sebaliknya, kamu justru harus berhenti merevisi dan mengerjakan hal-hal lainnya, terutama kegiatan fisik, selama tiga hari sebelum ujian. Tutup buku-bukumu, pergi jalan-jalan dan naiklah sepedamu. Revisi pada malam sebelum ujian hanya akan membuatmu lelah dan sedikit bingung ketika kamu mulai menuliskan jawaban. Dan untuk sementara hindari teman-teman kuliahmu, terutama jika mereka penggemar SKS (sistem kebut semalam).

Jika kamu bukan penutur bahasa Inggris asli tetapi ingin belajar di perguruan tinggi di luar negeri, maka kamu harus melakukan semua yang dipaparkan dalam artikel ini, ditambah lagi kemampuan membaca dan menulis menggunakan salah satu bahasa asing di dunia. Tim kami di AIM tentu saja tidak dapat membantu kamu dengan tugas-tugas, revisi, maupun ujian kamu, tetapi kami dapat memastikan bahwa kemampuan bahasa Inggris kamu merupakan suatu kelebihan dan bukan kekhawatiran.
Itulah sebabnya slogan kami di AIM berbunyi “Masa depanmu dimulai disini”!

Mandarin vs English

Back in the day, when I was at school in England (this was a long time ago!) we all had to learn to speak French. This was mainly because France is the UK’s nearest neighbour and, consequently, its traditional enemy. In my school no one studied German or Spanish. But many boys, when they reached the last two years of their education, did put time and effort into two “dead” languages- Latin and Classical Greek. Looking back, it’s difficult to imagine why the school thought that learning languages that no one had actually spoken in real life for more than 2000 years was a good idea.

Over the next 5 decades (I told you that this happened long ago) the pattern of language education in the UK has changed. Broadly speaking there has been a steady decline in the numbers of British children studying any foreign language at all. German and Spanish have been encouraged, French is still the most taught language, and the dead languages have pretty well disappeared, but children seem not to feel that learning foreign languages is a good use of their time.

The reason for the decline is most likely two-fold. First, there’s a growing perception that “everyone speaks English”, so it’s better to spend your time doing other things. Even when an English person in Europe tries to speak the local language, chances are that the person they’re talking to will be eager to reply in English, so as to practise their own skills! And secondly, language learning is hard work, and children are not naturally drawn to hard work.

But I have been reading an article on the BBC website about a town in England with a growing enthusiasm, in one school at least, for teaching Mandarin Chinese. It does seem odd that one of the world’s most difficult “foreign” languages should see growing enthusiasm in one of England’s most “English” small towns. I’m guessing that it reflects China’s recent emergence on the global stage, and a sense of mystery about the country, its people, and the long-term impact of its new prosperity.

It shouldn’t be based on the thought that Mandarin will ever be a global language. It simply takes too many years’ full time study to achieve a working fluency in this complex, tonal tongue.

China’s people certainly understand that English is the tool they need in the international arena. In fact there are said to be more Chinese people learning English, than there are native English speakers in the entire world.

Now, English is absolutely the most studied international language in Indonesia. And like all foreign languages it takes effort to learn to speak it well. But AIM is one language school that really makes sure that the effort you have to make will get the fastest results. No gimmicks, no “special offers”, no unrealistic promises. Just great teaching, a great atmosphere, and growing numbers of former students working and studying abroad, and doing globally connected jobs in Indonesia.

An IELTS Test Examiner’s Tips – Part 1 – The Speaking Test

IELTS examiners are often asked to help students by revealing the scoring criteria, or perhaps giving a few ‘insider tips’ which IELTS preparation courses wouldn’t ordinarily include. While revealing the exact scoring criteria (rubrics) is simply not allowed, and tips and tricks are no substitute for hard work and plenty of practice, there is perhaps some insight which be gained by learning about what an examiner is looking for.

In this first of two articles discussing the IELTS examiner’s perspective we’ll explore the speaking test. In part two, we’ll look at the writing test. For a description of the IELTS test itself, as well as some general preparation strategies, see previous articles from the team at Aim for English.

Officially, you will be assessed on four aspects of your speech in the IELTS speaking test:

  1. Your fluency
  2. Your grammar
  3. Your vocabulary
  4. Your pronunciation

Fluency basically means ‘the ability to keep going’. Try to give nice long answers to questions (never one-word answers), and try to avoid too much hesitation (errrrrr, ummmmm). Also, don’t just answer the question – try to give one or two extra bits of  information. If the examiner asks you what your favourite food is, for example, you could also mention how often you eat it, or where your favourite restaurant is that sells this type of food.

To improve your fluency, practice is the one and only solution. The more you speak, the more natural you’ll sound, and the more you’ll be able to ‘keep going’.

People often worry a little too much about Grammar in the IELTS speaking test. Yes, it’s important, but sometimes people are so focussed on using correct grammar that their fluency and vocabulary suffer. It’s better to speak naturally and fluently and confidently with a few grammatical errors than to attempt to use 100% perfect grammar but sound unnatural and use simple vocabulary. It’s all about finding the right balance (and practising!). The examiner is looking for correct grammar, but also grammatical range. This means you’ll get a higher score if you can show you’re able to use a range of tenses, complex sentences, passive and active forms, and other grammatical structures. Study these forms well, then practice using them as much as possible. There’s no point being able to get full marks in a multiple-choice garmmar test if you’re not able to use the grammar naturally when you’re speaking.

Vocabulary assessment is quite simple. You should use a wide range of vocabulary, and you should use it correctly. However, the IELTS test is not a good opportunity  to experiment with new vocabulary, so stick to words that you know are correct. Try to avoid ‘boring’ words (e.g. good, bad, nice, big, small) and use more advanced, interesting words (e.g. beneficial, detrimental, appealing, enormous, minuscule)- these will stand out and impress the examiner. Unlike in the writing section, it is OK to use less formal words (e.g. kids, guys, stuff, hang out), and using these words can help you to sound more natural – after all this is the way natives speak. Also unlike the writing, it’s good to use contractions such as ‘don’t’, ‘won’t’ and ‘gonna’ in the IELTS speaking test.

When it comes to pronunciation, to get a band 6 or band 7 the examiner will need to understand everything you say very easily. You don’t need to have a native speaker accent, but you need to be clear and easy to understand. Speaking nice and slowly can help, and make sure you don’t whisper! During the test don’t worry too much about pronunciation, but do everything you can before the test to fix any issues you may have. Take a pronunciation course at a school like Aim, copy native speakers’ speech (from films perhaps), record yourself speaking, and (yet again) practice practice practice.

These are the four main assessment areas in the IELTS speaking test, but there are several other aspects of communication which you should also be aware of, including confidence, body language, and your answers to the questions.

It’s easy for me to say, but confidence really is the key. You are far more likely to get a higher score if you are confident. Nervousness often leads to short answers, simplified vocabulary, more grammar mistakes, and quieter speech.

Linked to confidence is body language. While the examiner will not give you a score for body language, like any other human being he or she will notice it. You don’t want to appear arrogant or over-confident, and you don’t want to seem shy and withdrawn from the conversation. Sit up straight, make regular eye contact with the examiner, and use hand gestures when you’re speaking. And smile! Don’t fiddle with hair or pens as this can be distracting, and after you’ve written your notes in part 2, put the pen down!

You may have noticed that you don’t receive a score for the answer to the question. However this doesn’t mean you can just talk about anything and still get a good score! The key here is to give detailed answers, and try (wherever possible) to be interesting. It’s OK to tell an amusing story, or talk about an embarrassing event. If you can stand out from the crowd and be interesting, then an examiner is more likely to reward you with a higher score if you are ‘borderline’ between 2 bands.

If you’ve worked hard on perfecting your grammar and learning plenty of good vocabulary, and have practised speaking as much as possible, then the IELTS speaking test doesn’t have to be something to panic about. IELTS examiners are not monsters, and it is not their job to make you feel uncomfortable. Try to enjoy the experience, and you’ll soon be on the way to IELTS success.

Pelatihan Bahasa Inggris Bisnis Yang Kreatif

Ketika Aim dihubungi oleh Prudential, sebuah perusahaan penyedia jasa keuangan multinasional raksasa, dan diminta untuk membantu mengubah budaya berbahasa dari 700 stafnya pada Divisi Operasi mereka di Jakarta, kami sadar bahwa kami harus berpikir di luar kotak untuk mendapatkan hasil yang dicari. Pelatihan untuk 700 staf bukanlah suatu hal yang mudah untuk diterapkan. Jadi Aim bekerja sama dengan tim Prudential merancang sebuah program dimana 60 staf Prudential dipilih sebagai ‘fasilitator’, dan masing-masing ditugaskan untuk memotivasi, memfasilitasi dan mengajar sebuah kelompok yang terdiri dari sekitar 10 staf lain dalam sebuah sesi tutorial mingguan. Masalahnya adalah tidak satupun dari fasilitator tersebut yang tahu seluk beluk cara mengajar!

Program pelatihan diawali dengan serangkaian workshop satu hari penuh yang diperuntukkan bagi ke enam puluh fasilitator Prudential. Para instruktur Aim memperkenalkan teknik dasar mengajar serta strategi untuk memotivasi dan meningkatkan kepercayaan diri rekan-rekan kerja mereka. Fasilitator juga didorong untuk menggunakan imajinasi mereka. Bersama-sama, kedua tim dari Prudential dan Aim mengasah para fasilitator dalam berkreativitas dan memberikan sentuhan pribadi ke dalam setiap pelajaran mereka.

Setelah menghadiri workshop tersebut, para fasilitator bertemu dengan kelompok mereka  setiap minggu untuk mengadakan tutorial informal terstruktur menggunakan materi-materi pelajaran yang disediakan oleh Aim. Fasilitator mendapatkan dukungan dan dorongan 24 jam dari Aim melalui email maupun IM dan mereka bertemu dengan instruktur Aim setiap bulan untuk sesi review.

Sejauh ini, hasilnya sangat positif. Kegelisahan yang awalnya dirasakan para fasilitator telah digantikan dengan antusiasme sekaligus kreativitas serta adanya sesi-sesi pelajaran menyenangkan yang ditunggu-tunggu oleh 700 staf Prudential. Kami sangat terkesan dengan setiap individu di Prudential dan pada saat ini mereka sudah berada di jalur yang tepat untuk menerapkan budaya kerja berbahasa Inggris.

Corporate Culture and English Language Learning

WH Whyte publish his work, “The Organization Man,” in 1956. The work represents an initial effort – perhaps even very first attempt – to describe the impact of the culture of an organization to conduct its employees. Since year 1956 we all had begun to realize that there are different types of cultures, each accompanied by the types of different behavior. Thus, the definition states that culture is “the way we do things around us” is a precise definition.

Strong corporate culture is very useful. He made the decision making process becomes more predictable. He helps the recruiters to hire people who would be suitable to work in a corporate Dalan. He even contributed to the values ​​contained in a company’s brand.

Stop Worrying About Grammar

It’s a problem we see time and time again – students so worried about not making grammatical mistakes that they are afraid to speak. ‘takut salah!’

Let’s be clear: language is about communication. Getting a message across. If you are communicating effectively then you are using the language effectively. Communication is what it’s all about, and the quest for grammatical perfection is holding back the willingness of some Indonesians to actually produce language.

I’m not saying that grammar is unimportant. Of course it is. And this is especially the case in writing. I’m simply saying that effective communication should be the primary objective of a language learner, and worrying about grammar can be a major barrier to reaching this objective. Improving your grammar is one of many ways of improving your ability to communicate in English; others include vocabulary development, pronunciation and intonation development, and development of the four main skills (reading, writing, listening and speaking). And not forgetting the most important three ways to improve: practice, practice, and more practice.

Native speakers of English did not ‘learn’ grammar in a classroom. We acquired it when we were very young through imitation and practice, usually with parents (it’s only when we become English teachers that we have to learn the various labels assigned to the grammar we use naturally ‘present perfect continuous tense’ and so forth).

Children have an incredible ability to acquire new language that us adults don’t, so we may need some help if we want to improve. Taking a course or two is the most common way, but we can still acquire language in the same way kids do – through practice, imitation and exposure to new language. After a while you’ll be getting the grammar right just because it sounds right, rather than because you have sat down and learned a thousand grammatical rules (and all of the exceptions to those rules).

In business, if I say to you: “yesterday I go to a meeting”, I would be making a mistake (it should be “i went”), but you know what I mean! If you know what I mean then I have communicated effectively.

So don’t stop working on improving your grammar, but please stop worrying about it!

Negosiasi Bisnis

Satu mitos dan delapan tips dari kehidupan nyata.

Mitos

Kebanyakan kursus pelatihan mengenai negosiasi bisnis menyarankan kepada Anda bahwa hasil “menang/menang” adalah hasil yang selalu menjadi tujuan Anda. Dalam hal ini, kedua belah pihak merasa bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dan keduanya menginginkan yang terbaik untuk masing-masing pihak. Hal ini adalah mitos belaka karena jika kedua pihak menginginkan hal yang sama, maka apakah mungkin untuk mencapai suatu hasil yang memuaskan keduanya?

Tips 1 – waspadalah terhadap “binatang”

Seturut dengan pengalaman saya, seringkali sisi lain dari versi “menang/menang” adalah bahwa mereka menang sebanyak dua kali! Jadi tips pertama saya dalam artikel ini adalah cobalah mencari tahu negosiator jenis apa yang Anda hadapi. Jika mereka benar-benar mencari hasil yang memuaskan kedua belah pihak, maka mengaculah pada satu tujuan. Tetapi jika mereka jenis negosiator yang hanya merasa terpuaskan jika mereka telah “menang” dan Anda telah dihancurkan, maka lindungi diri Anda sendiri dan perjuangkan hidup Anda! Dan jika Anda menghadapi salah satu dari “binatang” ini di dunia bisnis, dan Anda menginginkan suatu negosiasi yang berujung pada kerja sama jangka panjang atau semacamnya, maka Anda mencari masalah. Lebih baik Anda menghindari negosiator semacam ini bahkan sebelum Anda bernegosiasi dengannya karena dalam hal ini kedua belah pihak terkati tidak akan pernah mencapai kebahagiaan bersama!

Tips 2 – pertimbangkan mengenai keseimbangan kekuatan

Sebagai salah satu bagian dari persiapan, Anda harus mempertimbangkan dimanakah kekuatan berada. Jika Anda “membeli”, seberapa inginkah pihak kedua menjual kepada Anda? Apakah Anda memiliki pilihan suplier lain yang mungkin lebih jauh menginginkan untuk menjual kepada Anda? Jika Anda “menjual”, coba cari tahu apakah Anda memiliki kompetisi murni, atau apakah Anda mempunyai kelebihan kompetitif yang dapat mendorong konsumen prospektif untuk mengarah kepada Anda. Analisa yang Anda lakukan tidaklah sempurna, tapi cara pikir semacam ini akan membantu Anda dalam menilai proses negosiasi pada saat Anda melakukannya.

Tips 3 – dapatkanlah nasehat hukum secepatnya

Jika Anda akan bernegosiasi mengenai suatu perjanjian yang pada akhirnya akan diperiksa oleh seorang pengacara sebelum ditandatangani, Anda disarankan untuk mencari nasehat hukum terlebih dahulu sebelum bernegosiasi, daripada setelahnya. Anda akan menjadi pihak yang lebih berkuasa jika Anda tahu terlebih dahulu apa yang diharapkan oleh pengacara dalam perjanjian yang Anda negosiasikan, dan hal ini akan menambahkan kekuatan Anda pada saat terjadinya negosiasi.

Tips 4 – sedari awal, tentukan tujuan Anda serta hasil minimum yang diharapkan

Sebelum Anda mulai bernegosiasi, Anda harus tahu pasti hasil memuaskan seperti apa yang Anda inginkan. Anda juga harus tahu betul hasil minimum seperti apa yang Anda harapkan; tanpa ini, lebih baik Anda tidak usah berbisnis. Telaah hal-hal tersebut bersama partner Anda dalam pembuatan keputusan, dan atasan Anda jika menyangkut kontrak besar, dimana diperlukan adanya rancangan tertentu. Tetaplah pada rancangan tersebut; selalu fokus pada rancangan yang telah ada selama proses negosiasi, tetapi apapun keadaannya jangan biarkan pihak oposisi tahu batas minimum Anda karena mereka pasti akan menggunakannya sebagai batas maksimum mereka!

Tips 5- jangan tergesa-gesa

Anda tidak perlu tergesa-gesa. Jika Anda mulai merasa bahwa pihak kedua mulai memburu-buru Anda, menetapkan deadline pada Anda, maka Anda harus berhati-hati  karena hal ini merupakan taktik untuk “melemparkan” Anda pada suatu kesepakatan yang mungkin Anda akan sesali seumur hidup! Jika Anda membutuhkan waktu untuk berpikir, atau membuat kalkulasi, atau berkonsultasi dengan pihak-pihak lain, maka lakukanlah. Mintalah pihak kedua untuk memberikan Anda “time-out”, lalu pergilah ke ruang lain, dan lakukan hal yang perlu Anda lakukan, sendiri. Penting adanya bagi sebuah tim negosiasi untuk mengambil waktu break secara berkala untuk berkonsultasi dan bersepakat mengenai taktik selanjutnya.

Tips 6- ingatlah dengan baik keseluruhan hasil kesepakatan

Usahakanlah untuk mengingat semua elemen dalam kesepakatan, dan pastikan bahwa kedua belah pihak menyetujuinya. Merupakan hal yang memalukan, dan terkadang mengacaukan, jika Anda  telah menyepakati suatu perjanjian tetapi Anda harus mengulangi proses negosiasi dikarenakan Anda kehilangan beberapa elemen yang terdapat dalam kesepakatan tersebut. Jika Anda seorang penjual,  catatlah semua hasil negosiasinya dengan menyebutkan keseluruhan elemen dari proposal yang ingin Anda jual. Jika Anda pembeli, sebisa mungkin dapatkan hal-hal gratis, termasuk tidak adanya biaya tambahan dalam keseluruhan perjanjian.

Tips 7- buatlah catatan

Ketika sesuatu hal telah disepakati, maka catatlah. Setelah rapat selesai, berikan catatan Anda ke pihak kedua untuk mengkonfirmasi bahwa kesepakatan telah diambil. Adalah sebuah pepatah Inggris, “Jika tidak dicatat, maka tidak pernah terjadi”

Tips 8-  berhati-hatilah dalam berbahasa

Akhirnya, ketika Anda membaca sebuah kontrak sebelum menandatanganinya, ingatlah bahwa kata-kata itu penting terutama dalam sebuah kontrak dimana terdapat keterlibatan pengacara. Banyak istilah hukum yang mempunyai arti tidak lazim atau asing. Membaca kontrak yang dibuat oleh pengacara hampir sama dengan membaca tulisan dalam bahasa asing.

Jika kontrak Anda tertulis dalam bahasa Inggris, seperti halnya kontrak-kontrak internasional lainnya, dan bahasa Inggris bukanlah bahasa asli Anda, maka Anda harus benar-benar berhati-hati. Bahasa Inggris adalah bahasa yang benar-benar fleksibel, yang mempunyai ketepatan sekaligus kerancuan!

Tapi ingatlah bahwa jika Anda menjalin hubungan dengan tim kami di Aim for English, maka Anda akan selalu mendapat saran dari kami mengenai dokumen-dokumen penting Anda. Jika perusahaan Anda berada di Jakarta, Aim dapat memasukkan keterampilan bernegosiasi dalam program pelatihan bahasa Inggris yang didesain khusus untuk perusahaan Anda.